kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini masker terbaik dan terburuk untuk Covid-19, peringkat berdasarkan perlindungannya


Senin, 07 September 2020 / 06:22 WIB
Ini masker terbaik dan terburuk untuk Covid-19, peringkat berdasarkan perlindungannya
ILUSTRASI. Ilustrasi ragam masker wajah.


Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Mereka menemukan bahwa kombinasi katun dan sifon menawarkan perlindungan paling besar, diikuti oleh katun dan kain flanel, katun dan sutra, dan empat lapis sutra alami.

Para peneliti menyarankan bahwa opsi ini bahkan mungkin lebih baik dalam menyaring partikel kecil daripada masker N95, meskipun mereka tidak selalu lebih baik dalam menyaring partikel yang lebih besar.

Baca Juga: Virus corona terus menyebar, ini 8 saran WHO untuk mencegah penularannya

Tim juga menemukan bahwa dua lapis kapas 600 benang atau dua lapis sifon mungkin lebih baik dalam menyaring partikel kecil daripada masker bedah.

4. Masker yang terdiri dari tiga lapis katun atau sutra juga sangat melindungi

WHO merekomendasikan masker kain memiliki tiga lapisan: lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah yang menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan non-penyerap seperti poliester.

Sebuah studi Universitas Illinois yang masih menunggu tinjauan sejawat menemukan bahwa tiga lapis kemeja sutra atau kaus katun 100% mungkin sama protektifnya dengan masker kelas medis. Sutra khususnya memiliki sifat elektrostatis yang dapat membantu menjebak partikel virus yang lebih kecil.

Baca Juga: Hasil riset: Face shield dan masker katup tak efektif cegah Covid-19

5. Masker dengan tambahan filter penyedot debu adalah alternatif untuk masker bedah

Studi Journal of Hospital Infection menemukan bahwa kantong penyedot debu (atau filter penyedot debu yang dimasukkan ke dalam masker kain) mengurangi risiko infeksi sebesar 83%  setelah 30 detik terpapar virus corona dan hingga 58% setelah 20 menit terpapar dalam kondisi lingkungan yang terkontaminasi.




TERBARU

[X]
×