kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini Pengakuan Mantan Pejabat Keamanan AS yang Bantu Rencanakan Kudeta di Negara Lain


Rabu, 13 Juli 2022 / 13:02 WIB
Ini Pengakuan Mantan Pejabat Keamanan AS yang Bantu Rencanakan Kudeta di Negara Lain
ILUSTRASI. Mantan?Penasihat Keamanan?Nasional AS John Bolton berbicara di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Oxon Hill, Maryland, AS 24 Februari 2017. REUTERS/Joshua Roberts.


Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional AS, pada Selasa (12/7) mengaku sempat terlibat dalam perencanaan kudeta di negara lain.

Dalam wawancaranya di kanal televisi CNN, Bolton juga menjelaskan latar belakang dari kerusuhan di US Capitol awal tahun lalu.

Bolton menyebut kerusuhan di US Capitol pada 6 Januari 2021 adalah salah satu dari bentuk kudeta yang gagal. 

"Serangan terhadap US Capitol adalah hasil dari Presiden saat itu, Donald Trump. Insiden itu bukan serangan terhadap demokrasi kita. Trump sedang mengejar Trump. Ini kejadian seumur hidup," ungkap Bolton, seperti dikutip The Straits Times.

Komentar Bolton ini disampaikan ketika komite Kongres sedang menentukan, apakah Trump dan pendukungnya terlibat dalam upaya kudeta AS awal tahun lalu. Kerusuhan tersebut menewaskan sedikitnya 5 orang dan melukai 140 petugas polisi.

Baca Juga: AS Prediksi Iran akan Mengirim Drone Bersenjata untuk Membantu Rusia

Bolton yang mengaku sempat terlibat dalam perencanaan kudeta di negara lain juga menyadari bahwa ada banyak hal yang dibutuhkan untuk melakukan kudeta.

"Sebagai seseorang yang telah membantu merencanakan kudeta, tidak di sini, tetapi, Anda tahu, di tempat lain, dibutuhkan banyak pekerjaan," lanjut Bolton.

Bolton tentu tidak menyebut pihak mana yang menggunakan jasanya. Namun, saat menjabat sebagai penasihat keamanan nasional, dia menganjurkan intervensi militer AS di Venezuela.

"Saya tidak akan membahas secara spesifik. Ternyata tidak berhasil. Saya melihat apa yang diperlukan oposisi untuk mencoba menggulingkan presiden yang dipilih secara ilegal telah gagal," kata Bolton sebelum membahas Venezuela.

Baca Juga: Presiden Belarusia: Negara Barat Membawa Dunia Lebih Dekat ke Ambang Perang Besar



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×