Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mengapa banyak warga Inggris melakukan aksi protes?
Banyak dari mereka yang terlibat menggambarkan diri mereka sebagai patriot, dengan mengatakan bahwa tingkat imigrasi ilegal dan legal yang tinggi merusak masyarakat Inggris.
Beberapa aktivis sayap kanan berpendapat secara online bahwa imigrasi telah memicu kekerasan dan kejahatan, termasuk serangan terhadap perempuan dan anak perempuan. Di sisi lain, migran diperlakukan dengan baik oleh politisi.
Kelompok hak asasi mengatakan hal itu tidak benar. Beberapa orang di pihak kanan juga menuduh polisi memperlakukan pengunjuk rasa "patriotik" lebih keras dibandingkan dengan mereka yang terlibat dalam, misalnya, pawai pro-Palestina baru-baru ini atau demonstrasi Black Lives Matter pada 2020.
Pemerintah dan polisi telah membantah pernyataan tersebut. Mark Rowley, pejabat tertinggi di Inggris, menyebut tudingan tersebut sebagai omong kosong.
Kelompok anti-rasisme mengatakan penjarahan toko-toko dan serangan terhadap polisi serta masjid menunjukkan motif sebenarnya dari mereka yang berada di balik kekerasan yang meletus di banyak aksi protes. Mereka menambahkan bahwa patriotisme digunakan sebagai kedok untuk ekstremisme.
Baca Juga: Situasi Panas, Negara Dunia Ramai-Ramai Minta Warganya Segera Hengkang dari Lebanon
Apa yang sudah dilakukan pemerintahan Inggris?
Untuk meredam kekacauan, Starmer mengatakan para perusuh akan menghadapi hukum sepenuhnya. Hampir 600 tempat penjara tambahan disiapkan dan petugas khusus dikerahkan.
Seorang pria Inggris berusia 58 tahun dijatuhi hukuman tiga tahun penjara di Pengadilan Mahkota Liverpool pada hari Rabu atas kerusuhan dengan kekerasan. Ini menjadi salah satu hukuman pertama yang dijatuhkan terkait kerusuhan tersebut.
Pemerintah juga berjanji akan menindak tidak hanya para perusuh, tetapi juga mereka yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan kerusuhan.
Seorang pria telah didakwa menggunakan kata-kata atau perilaku yang mengancam dengan maksud untuk menghasut kebencian rasial di postingan Facebook.
Menteri Ilmu Pengetahuan Inggris Peter Kyle telah bertemu dengan perwakilan dari TikTok, Meta, Google, dan X untuk menegaskan pesan bahwa mereka memiliki tanggung jawab membantu menghentikan hasutan dan penyebaran informasi palsu.