Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Ular-ular di California dalam keadaan terancam bahaya. Baru-baru ini muncul penyakit jamur yang menginfeksi ular, membuat mereka bak mumi.
California Department of Wish and Wildlife (CDFW) menyatakan penyakit tersebut disebabkan oleh jamur yang disebut "Snake fungal disease".
Baca Juga: Tingginya kadar ozon jadi ancaman buruk tanaman jagung
Ular yang terinfeksi jamur ini akan nampak berbeda secara fisik dengan ular lainnya. Kulit yang membungkus badan ular menjadi keras dan berkerak. Mata mematikan mereka nampak kosong dan menghadap ke langit. Dan, kepala hewan predator ini membengkak.
Berdasarkan catatan, CDFW penyakit ini menjadi kasus pertama yang ditemukan di negara bagian. Jamur ini telah menginfeksi King Snake California di Sierra Nevada, Ambor County.
Kulit ular tersebut terlihat compang-camping dan menempel ke wajahnya. Kondisinya membuat ular bermata keruh ini terlihat mirip mumi.
Sampai sekarang, CDFW belum mengetahui bagaimana penyakit tersebut dapat menginfeksi ular di California. Untuk melindungi populasi ular, mereka memastikan tidak ada orang yang menyebar jamur ke ular di seluruh negara bagian.
Baca Juga: Meningkatnya suhu permukaan Bumi mengancam kehidupan burung
Asal tahu saja, penyakit tersebut tidak menular pada manusia, meskipun terjadi kontak fisik.
Sekedar info, para ilmuwan pertama kali mengkategorikan penyakit jamur ular pada tahun 2008. Jamur Ophidiomyces Ophiodiicola merupakan penyebab penyakit ini. Sejak saat itu, peneliti telah menemukan organisme menular pada 30 spesies ular di Amerika Serikat, Eropa, 23 negara bagian, dan Kanada.
Jamur menempel ke dalam tubuh ular melalui luka lecet di kulitnya. Atau, mereka terinfeksi jamur karena tertular dari ular lainnya.
Saat jamur makin meradang di dalam tubuh si luar, kulit akan bergelombang dan berganti kulit berulang kali. Selain itu, wajah ular akan cacat dan badan menjadi lemah.
Baca Juga: Fakta menarik, predator laut berperan sebagai penyeimbang kehidupan
Ular yang terinfeksi akan lebih banyak beristirahat di area terbuka dan rentan diburu predator lainnya.
Para ilmuwan US Geological Survey (USGS) mengatakan jamur tersebut memang menjadi penyebab utama infeksi kulit pada ular. Sayangnya, jamur tersebut hanya merusak tubuh ular tidak sampai membunuhnya.
Penyakit jamur ini menjadi ancaman bagi populasi ular yang semakin turun. CDWF menyarankan masyarakat untuk melapor bila menemukan kondisi ular yang tidak biasa.
Sumber : www.livescience.com