Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Arab Saudi telah membela kebijakan pemangkasan produksi minyak, dengan alasan hal tersebut diperlukan untuk menghindari jatuhnya harga minyak yang akan merusak pasokan jangka panjang.
Keputusan OPEC+ didasarkan "murni pada pertimbangan ekonomi" dan tidak "bermotivasi politik" untuk merugikan AS, kata kementerian luar negeri kerajaan Teluk itu pada Kamis.
Menurut IEA, mengingat bahwa banyak anggota OPEC+ sudah gagal memenuhi tingkat produksi yang ditargetkan, penurunan aktual pasokan minyak fisik karena pemotongan diperkirakan sekitar 1 juta barel per hari mulai November.
Namun, pasokan OPEC+ bisa turun lebih jauh setelah penerapan penuh embargo UE terhadap minyak mentah Rusia, yang diberlakukan atas perang di Ukraina, mulai 5 Desember, tambahnya.
Baca Juga: Arab Saudi: Keputusan OPEC+ Memangkas Produksi Minyak Murni Karena Faktor Ekonomi
Tahun depan, IEA memperkirakan produksi minyak Rusia rata-rata hanya sebanyak 9,5 juta barel per hari, turun dari 10,9 juta barel per hari pada 2022, dengan produksi hampir 2 juta barel per hari terganggu karena dampak sanksi yang meluas.
"Kami memperkirakan produksi minyak Rusia akan berkurang secara bertahap mulai bulan depan dan menganggap penurunan akan semakin dalam pada bulan Desember ketika embargo UE terhadap minyak mentah Rusia mulai berlaku," katanya.
Badan tersebut memperingatkan bahwa produksi Rusia dapat meningkat lebih lanjut jika Moskow memangkas produksinya sendiri untuk mengimbangi dampak negatif dari pembatasan harga yang diusulkan pada ekspor minyak Rusia.