kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ini Salah Satu Kecemasan Terbesar Vladimir Putin Saat Ini


Rabu, 23 Agustus 2023 / 06:00 WIB
Ini Salah Satu Kecemasan Terbesar Vladimir Putin Saat Ini


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PEREKONOMIAN RUSIA - Pada Selasa (22/8/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa risiko inflasi di Rusia semakin meningkat. Dia lantas mengatakan kepada pemerintah dan bank sentral untuk menjaga situasi tetap terkendali.

Mengutip Reuters, adanya ancaman lonjakan harga yang akan mengikis standar hidup masyarakat merupakan kecemasan terbesar Putin saat ia bersiap mencalonkan diri untuk terpilih kembali pada bulan Maret mendatang untuk masa jabatan enam tahun lagi di Kremlin.

Pada saat yang sama, anggaran Rusia berada di bawah tekanan akibat operasi militer khusus di Ukraina, dan bank sentral terpaksa menaikkan suku bunga pekan lalu untuk menghentikan penurunan nilai tukar rubel.

“Skala dan kompleksitas tugas-tugas yang kita selesaikan, dan terus kita selesaikan, sungguh luar biasa,” kata Putin dalam sambutannya yang disiarkan televisi kepada para pejabat pemerintah.

Dia mengatakan situasi secara keseluruhan stabil, tetapi membutuhkan pemantauan yang penuh dengan kewaspadaan dan keputusan yang tepat waktu.

Baca Juga: Putin Menyebut BRICS Mewakili Mayoritas Penduduk Dunia, Menghomati Satu Sama Lain

Setelah inflasi dua digit pada tahun 2022, laju kenaikan harga menurun pada musim semi. Namun kini inflasi kembali berada di atas target bank sentral sebesar 4% dan terus meningkat.

Defisit anggaran Rusia yang melebar dan kekurangan tenaga kerja yang parah telah berkontribusi terhadap meningkatnya tekanan inflasi sepanjang tahun. Ketika rubel jatuh di bawah level 100 terhadap dolar pada minggu lalu, bank sentral terpaksa merespons dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 350 basis poin menjadi 12%.

Setelahnya, rubel berhasil menguat tajam. Kondisi ini juga dibantu oleh eksportir yang meningkatkan penjualan pendapatan mata uang asing mereka setelah berdiskusi dengan pihak berwenang Rusia.

Putin mengatakan, volatilitas di pasar keuangan telah menghambat keputusan investasi perusahaan dan merupakan sesuatu yang perlu dikendalikan.

“Pemerintah dan bank sentral perlu secara aktif menggunakan instrumen yang tersedia,” katanya. 

Baca Juga: BRICS Bakal Tarik Banyak Negara Lain untuk Menjadi Anggota, Ini Tujuannya

Dia menambahkan, “Perlu dilakukan upaya antara lain untuk membatasi permintaan yang tidak produktif dan spekulatif, mengendalikan arus keluar modal, memantau perilaku para pelaku utama pasar keuangan.”

Putin menambahkan bahwa penting bagi Rusia untuk mempertahankan tingkat produksi industri yang tinggi.

Meningkatnya biaya militer mendukung pemulihan ekonomi Rusia tahun ini dengan produksi industri yang lebih tinggi, namun telah mendorong anggaran keuangan menjadi defisit sekitar US$ 29 miliar – angka yang diperparah dengan menurunnya pendapatan ekspor.

Putin mengatakan anggaran diperkirakan surplus pada Juli hingga September. 

“Secara keseluruhan, kelebihan pengeluaran terhadap pendapatan akan berada pada tingkat yang direncanakan – sekitar 2% dari PDB,” katanya.




TERBARU

[X]
×