kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini strategi Malaysia dan Indonesia untuk hadapi kritik soal kelapa sawit


Rabu, 20 November 2019 / 08:31 WIB
Ini strategi Malaysia dan Indonesia untuk hadapi kritik soal kelapa sawit
ILUSTRASI. Hamparan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Industri kelapa sawit saat ini tengah menghadapi situasi sulit. Yakni, meningkatnya pengawasan terhadap komoditas yang dituduh menyebabkan kerusakan lingkungan yang luas.

Terkait hal itu, salah seorang pejabat pemerintah Malaysia mengatakan, produsen minyak sawit akan membentuk dana bersama untuk melawan kritik di industri ini.  

Melansir Reuters, budidaya minyak kelapa sawit, yang digunakan dalam segala hal mulai dari es krim hingga lipstik, dipersalahkan atas deforestasi massal di Asia Tenggara dan membahayakan satwa liar seperti orangutan dan gajah kerdil.

Tan Yew Chong, sekretaris jenderal kementerian industri primer Malaysia yang mengawasi produksi minyak kelapa sawit, mengatakan dalam konferensi bahwa dana bersama ini akan dikelola oleh Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC), sebuah badan industri yang didirikan oleh produsen utama Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Airlangga membahas isu negatif sawit dengan Mahathir Muhammad

"Kami ingin bertindak besar atas (dana) itu untuk mengatasi masalah anti-kelapa sawit," kata Tan pada konferensi industri di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia.

Dia menambahkan, dana bersama tersebut akan menerapkan strategi komunikasi dan hubungan masyarakat baru untuk industri, di antara langkah-langkah lainnya.

Minyak sawit telah menjadi sorotan khusus tahun ini karena Uni Eropa telah meluncurkan upaya untuk merilis  undang-undang untuk membatasi penggunaan minyak nabati dalam biodiesel.

Blok ini memberlakukan undang-undang tahun ini untuk menghapus minyak kelapa sawit dari bahan bakar terbarukan pada tahun 2030 karena kaitan komoditas dengan deforestasi. Ia juga membahas peningkatan peraturan tentang makanan yang menjadi sumber utama pendapatan industri kelapa sawit.

Baca Juga: Kuala Lumpur tawarkan diskon, India borong CPO Malaysia ketimbang Indonesia

Melansir Reuters, Malaysia yang notabene merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua, tahun ini meluncurkan hubungan masyarakat global dan upaya lobi untuk meningkatkan citra minyak sawit, terutama di Eropa.

Kampanye ini disebarkan oleh platform yang mengatakan mereka mewakili petani skala kecil tetapi diciptakan dan dijalankan oleh perusahaan hubungan masyarakat yang disewa oleh lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mempromosikan minyak kelapa sawit.

Indonesia dan Malaysia telah meningkatkan penggunaan biodiesel di dalam negeri untuk meningkatkan konsumsi minyak sawit.

Baca Juga: Bahan baku berkurang, Apolin desak pemerintah kembali terapkan pungutan ekspor CPO

Malaysia meningkatkan proporsi minyak sawit yang digunakan dalam biodiesel menjadi 10% dari 7% Desember lalu, dan bertujuan untuk mengimplementasikan program 'B20' dengan kandungan minyak sawit 20% tahun depan.

Tan juga mengatakan, Malaysia akan mulai mengimplementasikan program B20 secara bertahap mulai awal tahun depan, dan akan bertujuan untuk memperkenalkan B30 dalam beberapa tahun ke depan.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×