Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berencana hampir menggandakan kapasitas penyimpanan energi baru (new energy storage) menjadi 180 gigawatt (GW) pada 2027, menurut rencana industri yang diumumkan otoritas setempat pada Jumat (12/9/2025).
Rencana tersebut dirilis oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) bersama regulator energi, yang menyebut target ini akan mendorong investasi hingga 250 miliar yuan atau sekitar US$35 miliar (Rp 540 triliun).
Baca Juga: AS dan China Bahas TikTok serta Pencucian Uang di Madrid
Hingga Juni 2025, kapasitas terpasang penyimpanan energi baru yang sebagian besar menggunakan baterai lithium-ion, telah mencapai 95 GW, menurut Administrasi Energi Nasional (NEA).
China sebelumnya juga melampaui target lebih cepat. Target penyimpanan energi baru tahun 2025 awalnya ditetapkan sebesar 30 GW, namun berhasil dicapai dua tahun lebih awal.
Sebagai perbandingan, kapasitas baterai penyimpanan skala utilitas di Amerika Serikat (AS) baru mencapai 26 GW pada akhir 2024.
Dengan rencana ekspansi, kapasitas tersebut diperkirakan hanya sedikit di atas 46 GW pada akhir 2025, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).
Baca Juga: China Kecam Kenaikan Tarif Mobil Meksiko, Sebut Bisa Guncang Kepercayaan Investor
Perusahaan baterai penyimpanan energi utama di China antara lain BYD yang juga merupakan produsen kendaraan listrik terbesar di negara itu dan CATL.
Penyimpanan energi baru mencakup teknologi penyimpanan listrik yang menggunakan sistem elektrokimia, udara terkompresi, flywheel, dan superkapasitor, tetapi tidak termasuk pumped hydro yang mengandalkan bendungan untuk menghasilkan listrik sesuai kebutuhan.