kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Investor Harus Hati-hati, Hampir Setengah Pendapatan Nvidia Hanya dari 4 Pelanggan


Kamis, 05 September 2024 / 22:48 WIB
Investor Harus Hati-hati, Hampir Setengah Pendapatan Nvidia Hanya dari 4 Pelanggan
ILUSTRASI. Nvidia, mencatatkan pendapatan sebesar US$30 miliar pada kuartal kedua 2024. REUTERS/Tyrone Siu/File Photo


Sumber: businessinsider.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nvidia, mencatatkan pendapatan sebesar US$30 miliar pada kuartal kedua 2024, melampaui banyak perkiraan analis. Namun, yang mengejutkan adalah hampir setengah dari pendapatan tersebut berasal dari empat pelanggan utama.

Hal ini terungkap dalam dokumen pengajuan SEC (Securities and Exchange Commission) Nvidia, yang memicu kekhawatiran di kalangan investor terkait ketergantungan Nvidia pada beberapa pelanggan besar.

Ketergantungan pada Empat Pelanggan Utama

Menurut dokumen tersebut, empat pelanggan besar menyumbang 46% dari total pendapatan kuartal kedua Nvidia, atau sekitar US$13,8 miliar. Nama-nama pelanggan ini tetap anonim karena tidak ada undang-undang yang mewajibkan Nvidia mengungkapkan identitas mereka.

Baca Juga: Ini Alasan Taktik Penjualan Agresif Nvidia Jadi Sorotan Departemen Kehakiman AS

Namun, menurut analisis dari Gil Luria, seorang analis teknologi dari D.A. Davidson, pelanggan ini kemungkinan adalah Microsoft, Meta, Amazon, dan Google. Keempat perusahaan tersebut diketahui sedang mempercepat pengadaan GPU (Graphics Processing Unit) untuk mendukung inisiatif AI (Artificial Intelligence) mereka.

Luria menambahkan bahwa ada kemungkinan beberapa pelanggan tersebut adalah reseller, seperti Dell atau Supermicro, yang juga berperan dalam distribusi produk Nvidia.

Tidak Biasa bagi Perusahaan Besar

Dalam wawancara dengan Business Insider, Luria menjelaskan bahwa ketergantungan pada sejumlah kecil pelanggan adalah hal yang tidak biasa bagi perusahaan dengan skala sebesar Nvidia.

"Tidak ada perusahaan besar lainnya yang bergantung pada satu pelanggan yang menyumbang 10% dari total pendapatan," katanya, merujuk pada perusahaan besar yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$200 miliar. Nvidia sendiri memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$2,61 triliun pada September 2024.

Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Terpental dari Klub US$100 Miliar: Kekayaannya Turun Drastis

Sejarah Ketergantungan Pelanggan

Sebenarnya, Nvidia memiliki sejarah ketergantungan pada sejumlah kecil pelanggan besar. Pada tahun 2004, ketika pendapatan perusahaan jauh lebih kecil dari saat ini, empat pelanggan menyumbang 51% dari total pendapatan kuartal ketiga mereka.

Saat itu, Nvidia banyak bekerja dengan produsen PC seperti Dell dan Sony untuk menyediakan GPU untuk komputer dan sistem permainan.

Namun, yang membuat situasi saat ini berbeda adalah peningkatan ketergantungan Nvidia pada bisnis pusat data (data center), yang kini menjadi penyumbang utama pendapatan mereka. Di masa lalu, segmen gaming dan otomotif juga memberikan kontribusi signifikan, sehingga ketergantungan pada beberapa pelanggan besar lebih terdistribusi.

Baca Juga: Saham Ini Baru Saja Gabung dengan Apple, Nvidia, dan Microsoft di Klub US$1 Triliun

Tiga Alasan Investor Harus Waspada

Menurut Luria, ketergantungan Nvidia pada beberapa pelanggan besar seharusnya menjadi perhatian utama investor selama satu atau dua tahun ke depan. Ada tiga alasan utama di balik kekhawatiran ini:

1. Perusahaan Besar Tidak Suka Mengandalkan Satu Pemasok

Perusahaan besar, seperti Microsoft, Amazon, dan Meta, cenderung tidak ingin terlalu bergantung pada satu pemasok untuk kebutuhan strategis mereka.

Mereka mencari diversifikasi pemasok untuk menjaga stabilitas pasokan dan menghindari ketergantungan yang berlebihan pada satu perusahaan. Sebagai contoh, Microsoft secara bertahap mengurangi ketergantungannya pada Intel sebagai pemasok tunggal untuk prosesor mereka.

2. Permintaan Nvidia Bisa Bersifat Sementara

Permintaan besar terhadap GPU Nvidia saat ini didorong oleh inisiatif besar-besaran dalam pengembangan AI dari beberapa perusahaan teknologi terbesar dunia.

Namun, menurut Luria, para pelanggan ini telah mengkomunikasikan bahwa mereka sedang "berinvestasi berlebihan" dalam GPU tanpa mengkhawatirkan pengembalian investasi dalam jangka pendek. Ini menandakan bahwa lonjakan permintaan ini mungkin tidak berlangsung lama.

Meta, misalnya, telah menyatakan bahwa dampak dari investasi mereka dalam AI kemungkinan baru akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan. Jika investasi ini tidak segera memberikan hasil yang diharapkan, permintaan terhadap GPU Nvidia bisa berkurang.

Baca Juga: Pesulap Terkenal Ini Bagikan Trik Gandakan Portofolionya Hingga 276%

3. Peningkatan Persaingan

Nvidia juga menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar chip AI. Google dan Meta telah mengumumkan chip in-house untuk pengembangan AI, sementara Microsoft dan Amazon juga sedang mengembangkan chip mereka sendiri.

Ini berarti, dalam waktu dekat, para pelanggan utama Nvidia mungkin akan mengurangi ketergantungan mereka pada GPU Nvidia dan beralih menggunakan chip buatan sendiri.

Google dan Amazon telah lama berada di garis depan dalam pengembangan chip internal mereka, sementara Microsoft dan Meta sedang menyusul dengan cepat. Jika chip internal ini terbukti kompetitif, Nvidia mungkin akan kehilangan pangsa pasarnya di segmen pusat data.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×