Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Harga Bitcoin, selama hari-hari awal perang, bereaksi positif karena diyakini Rusia bakal menggunakan kelas aset untuk menghindari sanksi.
Namun, itu tidak mungkin karena sifat pasar yang transparan dan alasan lainnya.
Hal ini menyebabkan analis yang telah mengamati pasar menyimpulkan, pemegang jangka panjang terus membeli Bitcoin setiap kali harga turun. Sedang investor jangka pendek menjual segera setelah ada reli.
Itulah yang menyebabkan perdagangan sempit Bitcoin selama beberapa minggu terakhir.
Mengutip data CoinMarketCap pada Rabu (16/3) pukul 21.05 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 40.535,96 atau naik 4,71% dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin sempat melompat menembus level US$ 41.000 dari posisi US$ 39.000.
Sempat menyentuh US$ 47.000 di awal tahun, harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi market cap setelah itu lebih banyak bergerak di kisaran US$ 37.000-US$ 44.000.