kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Investor Miliarder Ini Proyeksi Harga Bitcoin Mentok di US$ 50.000, Ini Penyebabnya


Rabu, 16 Maret 2022 / 23:05 WIB
Investor Miliarder Ini Proyeksi Harga Bitcoin Mentok di US$ 50.000, Ini Penyebabnya


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Banyak analis memperkirakan, kenaikan suku bunga oleh The Fed akan mengarah pada pergerakan positif harga Bitcoin. Tapi, investor miliarder terkemuka ini, bagaimanapun, tidak setuju.

Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital Holdings Ltd., dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg baru-baru ini, mengesampingkan kemungkinan Bitcoin memecahkan rekor harga tertinggi pada tahun ini. 

Menurutnya, harga Bitcoin sepanjang tahun ini hanya akan bergerak di wilayah US$ 30.000 hingga US$ 50.000.

Novogratz menyebutkan, meskipun The Fed mengerek suku bunga, tidak mungkin investor mau menginvestasikan banyak uangnya ke kripto selama pandemi Covid-19, yang membantu Bitcoin mencapai level tertinggi baru.

Baca Juga: Analis Ini Prediksi Harga Bitcoin Bisa Cetak Rekor Tertinggi Baru, Ini 2 Pendorongnya

Dengan The Fed mempertimbangkan pengetatan pasar dalam upaya untuk mengatasi inflasi, dia bilang, investor juga mengevaluasi risikonya. Ini berarti, kemungkinan memompa uang ke Bitcoin lebih rendah tahun ini.

“Bitcoin adalah cerita naratif. Ini membawa orang ke dalam komunitas. Sulit untuk mendatangkan orang baru ketika rumah mereka terbakar,” kata Novogratz kepada Bloomberg, seperti dikutip CryptoSlate.

Dia menambahkan, perang yang sedang berlangsung di Ukraina juga akan mempngaruhi pilihan investor.

Perang yang sedang berlangsung telah membawa pasar saham dan kripto ke dalam serangkaian pergerakan yang tidak terduga. 

Baca Juga: Survei: Aset Kripto Masuk Lima Instrumen Investasi Teratas di Indonesia

Harga Bitcoin, selama hari-hari awal perang, bereaksi positif karena diyakini Rusia bakal menggunakan kelas aset untuk menghindari sanksi.
Namun, itu tidak mungkin karena sifat pasar yang transparan dan alasan lainnya.

Hal ini menyebabkan analis yang telah mengamati pasar menyimpulkan, pemegang jangka panjang terus membeli Bitcoin setiap kali harga turun. Sedang investor jangka pendek menjual segera setelah ada reli.

Itulah yang menyebabkan perdagangan sempit Bitcoin selama beberapa minggu terakhir.

Mengutip data CoinMarketCap pada Rabu (16/3) pukul 21.05 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 40.535,96 atau naik 4,71% dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin sempat melompat menembus level US$ 41.000 dari posisi US$ 39.000. 

Sempat menyentuh US$ 47.000 di awal tahun, harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi market cap setelah itu lebih banyak bergerak di kisaran US$ 37.000-US$ 44.000.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×