kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

IPO di Asia Pasifik Turun, China Menjadi Penyumbang Terbesar Penurunan


Sabtu, 21 Desember 2024 / 04:35 WIB
IPO di Asia Pasifik Turun, China Menjadi Penyumbang Terbesar Penurunan
ILUSTRASI. Brokers react after seeing the election result at a stock brokerage firm in Mumbai, India, May 23, 2019. REUTERS/ Francis Mascarenhas


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) secara global cenderung menurun di sepanjang tahun ini. Di Asia Pasifik, nilai IPO menurun sebesar 33% secara tahunan. 

Penurunan aktivitas IPO terjadi karena IPO di China menurun 74% dari tahun lalu menjadi US$ 13,3 miliar. Kondisi ini berbeda dengan apa yang terjadi di India. Pasar saham India cukup riuh dengan aktivitas IPO dengan total nilai US$ 18,4 miliar. 

Jumlah IPO di India menjadi penggerak utama di wilayah Asia Pasifik. Berdasarkan data LSEG, total nilai transaksi IPO di India naik 149% secara tahunan. 

Baca Juga: Kompak, Intip Harga Saham MDIY, ERAA, dan BTPS di Penutupan Bursa Jumat (20/12)

IPO di India melesat berkat pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kenaikan jumlah investor domestik. Aktivitas IPO juga menyumbang dua kali lipat aktivitas pasar saham di India. Jumlah IPO di bursa efek yang berbasis di Mumbai mengungguli aktivitas yang terjadi di bursa AS. 

Berdasarkan data LSEG, dikutip Reuters, tingginya nilai IPO di India setara 16,8% dari IPO global, mengungguli pergerakan IPO di bursa New York, Nasdaq. 

Selain India, bursa Australia juga menjadi penyumbang transaksi IPO terbesar di Asia Pasifik. Volume IPO di Australia melonjak 294% secara tahunan. 

Terbaru di Australia ada IPO Digico REIT, yang berhasil mengantongi dana A$ 2 miliar, setara Rp 20,22 triliun. Ada juga IPO jaringan makanan cepat saji Guzman y Gomez senilai A$ 335,1 juta. IPO dengan nilai besar di Australia membantu pasar IPO di Australia yang lama tidak aktif. 

Tahun depan, jumlah perusahaan yang akan melantai di bursa Asia diperkirakan bertambah. Optimisme tersebut sejalan langkah-langkah stimulus yang dilakukan China untuk mendorong paparan investor ke pasar saham. 

Efeknya indeks Hang Seng naik 20%, sejak langkah stimulus diumumkan pada September 2024. "Meskipun masih ada pertanyaan mengenai apakah kebijakan tersebut akan berhasil, faktanya kebijakan stimulus China diberlakukan untuk menggerakkan ekonomi dan mendorong pasar," kata James Wang, Kepala Goldman Sachs untuk ECM Asia ex Japan, dikutip Reuters, kemarin. 

Baca Juga: Indonesian Arm of Malaysia's Mr DIY Slumps on Market Debut

Wang berpendapat, stimulus dan reli pasar akan memberikan keyakinan baru untuk melihat kembali valuasi perusahaan di China. 

Stuart Newman, Pemimpin Pusat IPO Global PwC Inggris, dalam riset, juga berpendapat pada tahun depan aktivitas IPO bakal meningkat berkat stabilitas makro ekonomi, pemotongan suku bunga dan kinerja pasar saham yang kuat di akhir tahun ini. 

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga percaya transaksi IPO bakal tumbuh di 2025. BEI bahkan mengklaim masih ada 24 perusahaan antre IPO. 

Per 19 Desember 2024, emisi IPO tercatat di BEI Rp 14,34 triliun dari 41 perusahaan. Angka ini lebih rendah dari IPO yang terjadi pada tahun 2023, yang mencatatkan 78 perusahaan dengan nilai emisi sebesar Rp 54,33 triliun.

Baca Juga: Resmi Melantai, Saham Daya Intiguna Yasa (MDIY) Anjlok Hingga ARB



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×