Sumber: Bloomberg | Editor: Sandy Baskoro
TOKYO. Pasar saham Jepang kembali bergairah. Nilai initial public offering (IPO) di bursa Jepang diprediksi naik dua kali lipat menjadi ¥ 1 triliun atau US$ 9,6 miliar pada tahun ini.
"Perusahaan yang akan go public pada tahun ini akan meningkat," ungkap Hiroshi Yoshihara, Kepala Departemen IPO Nomura Holdings Inc. Nomura adalah sekuritas yang menduduki posisi teratas dalam menangani IPO di Jepang pada tahun lalu.
Yoshihara menebak, ada 80 perusahaan yang bakal mencatatkan saham perdana pada tahun ini. Perusahaan itu antara lain bergerak di sektor teknologi informasi, manufaktur dan energi surya. Proyeksi jumlah IPO tahun ini meningkat 38% dibandingkan IPO pada tahun lalu yang sebanyak 58 perusahaan.
Sepanjang 2013, saham korporasi Jepang mencatatkan kinerja paling bagus diantara saham perusahaan di negara maju. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bagi perusahaan untuk go public maupun mengakuisisi perusahaan. Ini seperti dilakukan Bain Capital LLC dan Cerberus Capital Management LP yang memilih IPO untuk mendanai investasinya.
Di saat yang sama, permintaan asing terhadap saham Jepang cukup tinggi. "Kita akan melihat lebih banyak penawaran global. Sebab, investor asing memiliki nafsu belanja yang kuat untuk saham Jepang," ujar Yoshihara.
Menurut dia, para pengelola dana yang sebelumnya telah mempelajari merger dan akuisisi serta menjajaki pasar saham akan menjual kepemilikannya melalui IPO ketika kondisi pasar positif.
Skylark Co, pengelola restoran Jepang yang dikendalikan Bain Capital, tengah mempertimbangkan IPO di Tokyo pada awal tahun ini, menurut dua orang yang mengetahui kabar itu. Bain Capital mengakuisisi Skylark pada 2011 senilai ¥ 160 miliar dari sekelompok investor, termasuk Nomura.
Sedangkan Seibu Holdings Inc, yang sebagian sahamnya dikuasai Cerberus Capital, berniat menggelar IPO pada awal April, ungkap tiga orang yang mengetahui rencana tersebut. Seibu mengoperasikan 50 hotel di Jepang dan luar negeri, termasuk Hawaii Prince Hotel Waikiki. "Pasar IPO Jepang berpotensi mencapai ¥ 1 triliun," kata Yoshihara. Bursa Jepang pernah mencatatkan IPO senilai ¥ 1,3 triliun pada tahun 2010.
Pada tahun lalu, ada 58 perusahaan yang menggelar IPO dengan nilai total ¥ 571 miliar. Dari jumlah itu, Nomura menangani 27 penjualan, yang terbesar di Jepang.
Indeks Topix Jepang meningkat 45% pada tahun lalu. Hal ini dipicu pelonggaran kebijakan moneter dan belanja fiskal lantaran Perdana Menteri, Shinzo Abe ingin mendongkrak ekonomi Jepang.