Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas setelah parlemen Iran menyetujui langkah untuk menutup Selat Hormuz bagi lalu lintas angkatan laut.
Langkah ini diambil sebagai respons atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.
Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz
Menurut middleeastmonitor, mengutip laporan dari Anadolu Agency pada Minggu (waktu setempat), Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, menyatakan bahwa lembaga legislatif Iran telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup.
Baca Juga: Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Ini Dampaknya Bagi Perekonomian Global
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” ujar Kowsari seperti dikutip dari televisi pemerintah Press TV.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan akhir akan berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran — lembaga keamanan tertinggi di negara tersebut.
Selat Hormuz: Jalur Vital Energi Dunia
Selat Hormuz dikenal sebagai jalur pelayaran energi paling penting di dunia, menjadi pintu ekspor utama bagi negara-negara penghasil minyak Teluk, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Iran sendiri.
Sekitar 20% pasokan minyak global melewati selat sempit ini setiap harinya. Penutupan selat tersebut dapat memicu lonjakan harga minyak dunia dan berdampak luas terhadap ekonomi global.
Serangan AS Picu Eskalasi Baru
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi bahwa militernya telah meluncurkan serangan udara terhadap tiga situs nuklir Iran yang terletak di Fordo, Natanz, dan Isfahan pada Minggu dini hari. Serangan ini menandai eskalasi terbaru dari konflik yang melibatkan Israel dan Iran, yang memanas sejak 13 Juni lalu.
Baca Juga: Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Akan Putuskan Penutupan Selat Hormuz
Serangan AS disebut-sebut sebagai bagian dari dukungan terhadap kampanye militer Israel yang telah berlangsung intensif selama beberapa pekan terakhir.
Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan misil terhadap Israel. Otoritas Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan bahwa sedikitnya 430 warga Iran tewas dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan udara yang dilancarkan Israel ke sejumlah kota di Iran.