Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Gedung Putih pada hari Kamis (9/11) mengumumkan bahwa Israel bersedia memberikan jeda singkat selama empat jam sehari dalam perang di Gaza. Jeda singkat itu diberikan agar warga sipil bisa melarikan diri dari medan perang.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan bahwa jeda kemanusiaan pertama akan diumumkan pada hari Kamis waktu setempat. Israel juga menyatakan komitmennya untuk memberikan pengumuman tiga jam sebelum jeda dimulai.
"Kami telah diberitahu oleh Israel bahwa tidak akan ada operasi militer di wilayah ini selama masa jeda, dan proses ini akan dimulai hari ini," kata Kirby, dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: AS Dukung Palestina untuk Memerintah Gaza Setelah Perang
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia telah meminta Israel agar mau memberikan jeda lain selama lebih dari tiga hari, atau selama negosiasi mengenai pembebasan beberapa tawanan yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas dilakukan.
Selain adanya jeda singkat harian tersebut, AS memastikan bahwa Israel dan Hamas masih belum bersedia melakukan gencatan senjata.
Israel mengatakan pihaknya belum menyetujui gencatan senjata apa pun, namun akan terus memberikan jeda singkat dan terbatas agar bantuan kemanusiaan dapat masuk.
Baca Juga: Sekjen PBB: Korban Sipil Terlalu Tinggi, Ada yang Salah dengan Taktik Israel
"Tidak ada gencatan senjata, saya ulangi, tidak ada gencatan senjata. Apa yang kami lakukan, jangka waktu empat jam itu, adalah jeda taktis dan bersifat lokal untuk bantuan kemanusiaan," kata juru bicara militer Israel Richard Hecht.
Sejalan dengan itu, Taher al-Nono, penasihat politik pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, mengatakan bahwa negosiasi yang tidak ditentukan terus berlanjut dan sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai dengan Israel.
Hingga hari Kamis, sedikitnya 10.812 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Di pihak Israel, jumlah korban tewas pada periode yang sama mencapai lebih dari 1.400 orang.