kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.469.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.425   -156,00   -1,02%
  • IDX 7.544   -19,43   -0,26%
  • KOMPAS100 1.171   -3,44   -0,29%
  • LQ45 937   -1,31   -0,14%
  • ISSI 227   -1,08   -0,47%
  • IDX30 484   -0,02   -0,01%
  • IDXHIDIV20 581   0,28   0,05%
  • IDX80 133   -0,30   -0,23%
  • IDXV30 143   0,64   0,45%
  • IDXQ30 162   0,10   0,06%

Israel Membom Pusat Beirut dan Tewaskan 6 Orang, 1,2 Juta Warga Lebanon Mengungsi


Kamis, 03 Oktober 2024 / 07:44 WIB
Israel Membom Pusat Beirut dan Tewaskan 6 Orang, 1,2 Juta Warga Lebanon Mengungsi
ILUSTRASI. Kepulan asap di Beirut setelah Israel melakukan pemboman. REUTERS/Mohamed Azakir 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIRUT/YERUSALEM. Israel membom pusat Beirut pada dini hari Kamis (3/10), menewaskan setidaknya enam orang.

Setelah pasukannya mengalami hari paling mematikan di front Lebanon dalam setahun pertempuran melawan kelompok bersenjata Hezbollah yang didukung Iran.

Israel mengatakan, serangan udara itu dilakukan dengan tepat di Beirut.

Baca Juga: Sukses di Rusia, CIA Memperluas Perekrutan Informan ke Tiongkok, Iran, Korea Utara

Saksi mata Reuters melaporkan ledakan besar terdengar, dan sumber keamanan mengatakan serangan itu menargetkan sebuah gedung di lingkungan Bachoura, dekat dengan parlemen. Serangan Israel yang paling dekat dengan pusat pemerintahan Lebanon.

Setidaknya enam orang tewas dan tujuh lainnya terluka, menurut pejabat kesehatan Lebanon.

Sebuah foto yang beredar di grup WhatsApp Lebanon, yang belum dapat diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan sebuah bangunan yang rusak parah dengan lantai pertama terbakar.

Tiga misil juga menghantam pinggiran selatan Dahiyeh, di mana pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah tewas minggu lalu, dan ledakan keras terdengar, menurut pejabat keamanan Lebanon.

Baca Juga: Dianggap Mendukung Teroris, Israel Melarang Sekjen PBB Masuk ke Negaranya

Pinggiran selatan tersebut menghadapi lebih dari selusin serangan udara Israel pada hari Rabu.

Sehari setelah Iran menembakkan lebih dari 180 misil ke Israel, Israel melaporkan bahwa delapan tentara tewas dalam pertempuran darat di Lebanon selatan saat pasukannya bergerak masuk ke wilayah tetangganya di utara.

Militer Israel mengatakan bahwa unit infanteri reguler dan lapis baja bergabung dalam operasi darat di Lebanon pada hari Rabu, setelah serangan misil Iran dan janji Israel untuk membalas, meningkatkan kekhawatiran bahwa Timur Tengah, yang kaya minyak, bisa terjerat dalam konflik yang lebih luas.

Hezbollah mengatakan, para pejuangnya terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Israel di dalam Lebanon.

Kelompok itu melaporkan bentrokan darat untuk pertama kalinya sejak pasukan Israel masuk ke perbatasan pada hari Senin.

Baca Juga: Konflik Timur Tengah Dongkrak Harga Minyak Mentah Meski Stok AS Meningkat

Hezbollah mengatakan, pihaknya telah menghancurkan tiga tank Merkava Israel dengan roket di dekat kota perbatasan Maroun El Ras.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam sebuah video belasungkawa, berkata, "Kita berada di puncak perang yang sulit melawan Poros Kejahatan Iran, yang ingin menghancurkan kita."

"Ini tidak akan terjadi karena kita akan berdiri bersama, dan dengan bantuan Tuhan, kita akan menang bersama," tambahnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 46 orang di bagian selatan dan tengah negara itu dalam 24 jam terakhir.

Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan misilnya — yang merupakan serangan terbesar terhadap Israel — telah berakhir kecuali ada provokasi lebih lanjut, tetapi Israel dan Amerika Serikat (AS) berjanji akan memberikan serangan balasan yang keras.

Baca Juga: Panik, Maskapai Penerbangan Berebut Alihkan Penerbangan Pasca Serangan Rudal Iran

Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran sebagai balasan atas serangan misil balistik dan mendesak Israel untuk bertindak "secara proporsional" terhadap musuh utamanya di kawasan itu.

Biden bergabung dengan para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) pada hari Rabu untuk mengoordinasikan respons, termasuk sanksi baru terhadap Teheran, kata Gedung Putih.

Para pemimpin G7 menyatakan "keprihatinan kuat" terhadap krisis di Timur Tengah tetapi mengatakan, solusi diplomatik masih mungkin dilakukan, karena konflik yang meluas di kawasan itu tidak diinginkan oleh siapa pun.

Hezbollah mengatakan, pihaknya berhasil mengusir pasukan Israel di beberapa kota perbatasan dan juga menembakkan roket ke pos-pos militer di dalam wilayah Israel.

Kepala media Hezbollah, Mohammad Afif, mengatakan bahwa pertempuran tersebut hanya "babak pertama" dan bahwa Hezbollah memiliki cukup pejuang, senjata, dan amunisi untuk mendorong mundur Israel.

Baca Juga: Iran Bersiap Menghadapi Serangan Israel

Penambahan pasukan infanteri dan lapis baja Israel dari Divisi 36, termasuk Brigade Golani, Brigade Lapis Baja 188, dan Brigade Infanteri ke-6, menunjukkan bahwa operasi tersebut mungkin meluas di luar serangan komando terbatas.

Militer Israel mengatakan bahwa serbuannya sebagian besar bertujuan menghancurkan terowongan dan infrastruktur lain di perbatasan, dan tidak ada rencana untuk operasi yang lebih luas yang menargetkan ibu kota Lebanon, Beirut, atau kota-kota besar di selatan.

1,2 Juta Warga Lebanon Mengungsi

Meski demikian, Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk sekitar dua lusin kota di sepanjang perbatasan selatan, memerintahkan penduduk untuk pindah ke utara Sungai Awali, yang mengalir dari timur ke barat sekitar 60 km (37 mil) di utara perbatasan Israel.

Lebih dari 1.900 orang telah tewas dan lebih dari 9.000 terluka di Lebanon hampir setahun pertempuran lintas batas, dengan sebagian besar kematian terjadi dalam dua minggu terakhir, menurut statistik pemerintah Lebanon.

Baca Juga: Presiden Iran Masoud Pezeshkian Ancam Lanjutkan Operation True Promise 2 ke Israel

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati mengatakan bahwa sekitar 1,2 juta warga Lebanon telah mengungsi akibat serangan Israel.

Malika Joumaa, dari Sudan, terpaksa berlindung di gereja Saint Joseph di Beirut setelah dipaksa meninggalkan rumahnya di dekat Sidon di pesisir selatan Lebanon bersama suami dan dua anaknya.

"Syukurlah gereja menawarkan bantuan. Kami akan tidur di jalanan; di mana lagi kami akan tinggal?" katanya.

Iran menggambarkan serangan misil pada hari Selasa sebagai tanggapan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel, termasuk Nasrallah, serta serangan Israel terhadap kelompok tersebut di Lebanon dan perang melawan militan Hamas di Gaza.

Tidak ada korban jiwa dari serangan misil di Israel, tetapi satu orang tewas di Tepi Barat yang diduduki.

Selanjutnya: Ini Dua Maskapai Internasional yang Buka Rute Penerbangan Baru ke Indonesia

Menarik Dibaca: 4 Ide Pekerjaan Untuk Tambah Uang Saku Pelajar di Luar Negeri




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×