CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Iran Bersiap Menghadapi Serangan Israel


Rabu, 02 Oktober 2024 / 21:37 WIB
Iran Bersiap Menghadapi Serangan Israel
ILUSTRASI. Iran sedang bersiap untuk kemungkinan serangan dari Israel terhadap situs nuklirnya. REUTERS/Morteza Nikoubazl


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iran bersiap-siap menghadapi kemungkinan serangan Israel terhadap situs-situs nuklirnya karena pemimpin tertinggi mereka, Ayatollah Ali Khamenei, mendesak Barat untuk meninggalkan Timur Tengah.

Dalam penampilan publik pertamanya sejak memerintahkan serangan rudal berisiko tinggi terhadap Israel sebagai balasan atas serangan Israel terhadap kepemimpinan Hezbollah, Khamenei menyatakan bahwa Iran masih berduka atas pembunuhan pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah.

Meskipun masih berduka, Khamenei menekankan bahwa "berduka bukan berarti terpuruk dan duduk di sudut." Serangan Iran terhadap Israel, yang diklaim sebagai tindakan yang efektif, sah, dan tak terhindarkan, telah menyatukan elit politik Iran yang sebelumnya terpecah.

Baca Juga: Dukungan Amerika terhadap Invasi Darat Israel ke Lebanon Memicu Kekhawatiran Global

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, melakukan komunikasi diplomatik dengan negara-negara Eropa, menyatakan bahwa Iran tidak mencari eskalasi lebih lanjut.

Iran menegaskan bahwa serangan mereka hanya menargetkan sasaran militer, berbeda dengan serangan Israel di Lebanon yang sering kali menyasar warga sipil. Melalui Kedutaan Swiss di Tehran, Iran memberikan peringatan kepada Amerika Serikat setelah meluncurkan rudal ke Israel.

Selain itu, Iran meminta agar Eropa menahan Israel dari balasan yang lebih besar, memperingatkan bahwa jika Israel tidak berhenti, wilayah tersebut dapat memasuki "perang besar." Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, memperingatkan Eropa akan konsekuensi jika tidak menahan Israel.

Iran telah menargetkan pangkalan udara Israel, termasuk Pangkalan Nevatim yang menampung pesawat tempur F35, serta markas besar Mossad. Meski Iran mempersiapkan diri untuk kemungkinan serangan balik dari Israel, mereka menyadari keterbatasan pertahanan udara mereka yang sebagian besar didukung oleh Rusia.

Israel, di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tampaknya berupaya mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah, yang dapat berarti melemahkan program nuklir Iran.

Baca Juga: Ketegangan Memuncak: Israel Mengirim Pasukan ke Lebanon Pasca Serangan Rudal Iran

Di dalam negeri, pemerintah Iran waspada terhadap reaksi rakyat. Pengumuman bahwa harga bahan bakar tidak akan dinaikkan dibuat untuk menenangkan warga di tengah inflasi tinggi dan sanksi. Selain itu, semua penerbangan komersial domestik dan internasional dibatalkan, dan warga didorong untuk melaporkan pernyataan pro-Israel di media sosial.

Salah satu situs nuklir utama Iran adalah Fordow, fasilitas pengayaan uranium yang terletak di bawah tanah dekat kota Qom. Serangan Israel di situs ini dapat memicu perdebatan lebih lanjut di Iran tentang perlunya memperoleh senjata nuklir.

Meski beberapa pihak dalam kepemimpinan mungkin ragu mendukung tanggapan militer, Menteri Strategis Iran, Javad Zarif, dengan tegas mendukung serangan terhadap Israel, mengutuk kemunafikan Barat dalam mendukung tindakan agresif Israel di kawasan tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×