Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kekayaan bersih Elon Musk saat ini mencapai US$ 115 miliar. Kekayaan sebanyak ini mendorongnya melewati CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam daftar orang terkaya di dunia dalam perhitungan Bloomberg.
Peningkatan kekayaan Musk didorong oleh keuntungan saham Tesla yang naik 12% pada hari Senin setelah stock split saham Tesla 5-1.
Baca Juga: Bos Tesla, Elon Musk semakin tajir melintir, ini harta kekayaannya pasca stock split
Aksi ini menjadikan pendiri dan CEO Tesla tersebut menjadi orang terkaya ketiga di dunia, menurut Bloomberg Billionaires Index. Dia saat ini hanya lebih miskin dari Bill Gates dan Jeff Bezos.
Dengan begitu, urutan lima miliarder teratas di dunia saat ini adalah Jeff Bezos, Bill Gates, Elon Musk, Mark Zuckerberg dan Bernard Arnault yang merupakan CEO LVMH.
Musk juga pendiri beberapa perusahaan lain termasuk SpaceX, The Boring Company, Hyperloop dan OpenAI.
Saham Tesla telah melonjak sekitar 500% sepanjang tahun 2020 berjalan. Dan perusahaan tersebut sekarang bernilai sekitar US$ 475 miliar.
Paket gaji Musk, yang disetujui oleh pemegang saham Tesla pada 2018, tidak memberinya gaji atau bonus tunai. Sebaliknya, CEO dibayar dalam jutaan opsi saham, senilai miliaran dolar.
Baca Juga: Wow, kekayaan pemilik Zoom bertambah Rp 61,2 triliun cuma dalam beberapa jam
Dia telah menerima dua pembayaran multi-miliar dolar karena perusahaan mencapai keuntungan tertentu dan ambang harga saham, dan dia akan segera menerima lagi.
Musk memiliki lebih dari 18% saham perusahaan, lebih dari tiga kali lipat pemegang saham terbesar berikutnya. Jadi ketika saham Tesla melonjak, kekayaan bersih Musk meledak hampir US$ 90 miliar tahun ini.
Pada Januari 2020, kekayaan bersih Musk masih sekitar US$ 32 miliar, dengan setengah dari kekayaan itu terdiri dari saham Tesla.
Baca Juga: Yang kaya makin kaya: Jeff Bezos toreh sejarah, nilai kekayaan tembus Rp 2.197 T
Namun kepemilikan saham Musk akan sedikit terdilusi. Pasalnya hanya satu hari setelah pemecahan saham, perusahaan mengumumkan rencana untuk menjual hingga sekitar US$ 5 miliar saham baru.