Sumber: Vatikan News,Russia Today | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - VATIKAN – Saat ribuan pelayat berduyun-duyun ke Basilika Santo Petrus untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus, pejabat Vatikan meminta pengunjung untuk tidak mengambil foto atau selfie di dekat peti jenazah.
Permintaan ini muncul setelah beredarnya gambar-gambar di media sosial yang menunjukkan pengunjung berpose di dekat peti almarhum, memicu kekhawatiran atas kesakralan momen tersebut.
Baca Juga: Keluarga Kerajaan dan Presiden Bersama para Pelayat Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Petugas Vatikan menekankan pentingnya suasana hening dan penuh hormat selama masa berkabung. "Para pengunjung diminta untuk tidak mengambil foto," kata juru bicara Vatikan kepada The Times, menegaskan bahwa momen ini harus dihormati dengan penuh khidmat.
Permintaan ini disampaikan setelah banyak jemaah terlihat menggunakan ponsel untuk berfoto di dekat peti jenazah. Menurut Vatikan News, sekitar 250.000 pelayat telah mengantre untuk melihat jenazah Paus sejak pemakaman terbuka dimulai pada Rabu (hari pertama).
Untuk mengakomodasi jumlah pengunjung yang besar, Basilika Santo Petrus tetap dibuka semalaman.
Baca Juga: Peti Jenazah Paus Fransiskus akan Disegel Malam Ini Melalui Ritual Liturgi
Pada Jumat malam, peti jenazah Paus Fransiskus ditutup dalam upacara tertutup yang dipimpin oleh Kardinal-Kamerlengo Kevin Farrell. Mengikuti tradisi berabad-abad, wajah Paus ditutup dengan kain sutra putih, dan sekantong berisi koin serta medali yang dicetak selama masa kepausannya dimasukkan ke dalam peti.
Selanjutnya peti tersebut kemudian disegel dengan tanda salib, lambang kepausan, serta stempel resmi Vatikan, sebagai persiapan untuk pemakaman yang digelar Sabtu pagi.
Tonton: Saat-saat Terakhir Paus Fransiskus Menyapa Umat Katolik Saat Perayaan Paskah Basilika Santo Petrus
Pemakaman Paus Fransiskus dihadiri oleh ribuan orang, termasuk para pemimpin dunia dan tokoh penting. Vatikan menyatakan bahwa Paus ke-266 ini akan selalu dikenang "di hati Gereja dan seluruh umat manusia."