Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Guna meningkatkan likuiditas perbankan, bank sentral China menggunakan operasi pasar terbuka. Adapun upaya dari The People’s Bank of China (PBOC) ialah menyuntikkan sejumlah uang tunai ke dalam sistem perbankan sejak Mei lalu.
Langkah ini diambil lantaran adanya lonjakan pembayaran pajak perusahaan yang akan memperketat kondisi likuiditas perbankan.
Baca Juga: Untuk dukung perekonomian yang terdampak demo, Hong Kong umumkan paket kebijakan baru
Mengutip Bloomberg pada Selasa (22/10), PBOC pada Selasa telah menyuntikkan dana senilai ¥ 250 miliar atau setara dengan US$ 35 miliar melalui perjanjian pembelian kembali tujuh hari, menurut sebuah pernyataan.
Tidak ada fasilitas yang akan jatuh tempo pada hari Selasa, dan bank sentral mempertahankan suku bunga stabil di level 2,55%. Imbal hasil obligasi 10-tahun China sedikit berubah pada posisi 3,22%.
Bank sentral bertindak untuk menyempurnakan kondisi likuiditas antar bank. Seiring menjaga pengaturan kebijakan moneter yang lebih luas dan tetap stabil.
PBOC berusaha untuk menjaga pertumbuhan kredit yang tepat mumpuni sambil menghindari penumpukan hutang yang cepat ketika ekonomi melambat.
Langkah ini diambil sebelum tenggat waktu 24 Oktober bagi perusahaan untuk membayar pajak. Hal ini biasanya meningkatkan permintaan uang tunai dan mengencangkan likuiditas perbankan.
Baca Juga: Meski India boikot CPO Malaysia, Mahathir tidak akan mencabut pernyataan soal Kashmir
Sebelumnya, PBOC juga telah menyuntikkan ¥ 490 miliar dalam empat hari hingga 25 Oktober tahun lalu. Langkah yang sama juga mulai dilakukan pada pekan lalu untuk menyalurkan ¥ 200 miliar yuan dalam dana satu tahun ke dalam sistem perbankan.
"Kita berada dalam musim pajak, tetapi China ingin memastikan ada banyak likuiditas dalam sistem. Ada banyak pasang surut, mereka ingin menenangkan pasar, dan mereka ingin melakukannya dengan cara yang rumit," kata Gerry Alfonso, direktur eksekutif departemen bisnis internasional di Shenwan Hongyuan Group Co.
Investor menjadi berhati-hati setelah bank-bank lokal secara tak terduga mempertahankan suku bunga dasar untuk pinjaman korporasi. Sebuah laporan lokal mengatakan China mungkin membatasi penjualan dana obligasi guna meredam sentimen itu.
Para pembuat kebijakan Cina sedang mempersiapkan dua pertemuan utama dalam beberapa minggu mendatang dengan bukti baru bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat di bawah 6%.
Baca Juga: Alibaba bidik 500 juta konsumen berbelanja di festival 11.11 tahun ini
Gubernur PBOC Yi Gang menanggapi data produk domestik bruto minggu lalu bukan dengan mengisyaratkan stimulus yang jauh lebih besar , tetapi dengan mengingatkan investor bahwa fokus China tetap pada menjaga beban utang yang besar di bawah kendali.
"PBOC menginginkan kebijakan moneter yang tidak terlalu ketat atau terlalu longgar," kata Larry Hu, kepala ekonomi Cina di Macquarie Securities Ltd.