kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jeff Bezos, dari pendiri startup hingga menjadi Sam Walton abad 21


Rabu, 02 Oktober 2019 / 05:10 WIB
Jeff Bezos, dari pendiri startup hingga menjadi Sam Walton abad 21
CEO Amazon Jeff Bezos


Sumber: Forbes | Editor: Noverius Laoli

Tahun 2007

Kekayaan Bezos meningkat dua kali lipat menjadi US$ 8,7 miliar dan hal itu menempatkannya di urutan ke-35 orang terkaya Amerika. Pada waktu itu, ia juga memperkenalkan Kindle, e-reader US$ 399 yang memiliki akses ke lebih dari 90.000 buku dan surat kabar.

Itu terjual habis dalam waktu enam jam setelah rilis.

Satu-satunya petunjuk Bezos kepada para insinyurnya waktu itu adalah bahwa e-reader harus dapat mengunduh buku apa pun dalam waktu 60 detik atau kurang. Ketika seorang eksekutif bertanya kepada Bezos tentang anggaran, ia menjawab, "Berapa banyak yang kita miliki?"

Baca Juga: Jeff Bezos berprinsip 'customer first', sedangkan Elon Musk 'technology first'

Tahun 2010

Perkembangan usaha Bezos seakan tak terbendung lagi, sehingga pada 2010 kekayaannya melonjak menjadi US$ 12,6 miliar dan menempatkannya sebagai orang terkaya ke posisi ke-18 di Amerika.

Saat itu, Bezos meluncurkan Amazon Studios ke Hollywood. Ini menjadi layanan streaming pertama yang memenangkan Golden Globe untuk Best Series dan dinominasikan untuk Best Picture Oscar, mengalahkan Netflix dan Hulu.

Tahun 2012

Kekayaan Bezos meningkat signifikan hampir dua kali lipat menjadi US$ 23,2 miliar dan menempatkannya di urutan ke-11 orang terkaya Amerika.  Kepada Forbes kala itu ia mengatakan kenaikan kekayaannya itu tak terlepas dari usaha mereka yang dilakukan dengan berusaha payah dan sabar menunggu hasilnya.

“Kami nyaman menanam benih dan menunggu mereka tumbuh menjadi pohon,” Bezos memberi tahu Forbes. “Kami tidak fokus pada optik kuartal berikutnya; kami fokus pada apa yang akan baik bagi pelanggan.," sambungnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×