Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menjelang pemberlakuan tarif baru Amerika Serikat (AS) atas barang impor China, Beijing dan Washington sedang melakukan komunikasi yang erat membahas kesepakatan perdagangan.
"Tim ekonomi dan perdagangan kedua belah pihak masih menjaga komunikasi yang erat," kata Gao Feng, juru bicara Kementerian Perdagangan China di Beijing, Kamis (12/12), seperti dikutip Reuters.
Tapi, Gao menolak mengomentari kemungkinan aksi balasan China kalau AS jadi mengenakan tarif atas barang-barang Tiongkok senilai hampir US$ 160 miliar per tahun pada 15 Desember nanti. Misalnya, konsol video game, monitor komputer, dan mainan.
Baca Juga: Trump dikabarkan membahas kelanjutan tarif impor China, harga minyak menanjak
Sebelumnya, sumber Reuters mengatakan, Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan bertemu para penasihat perdagangan pada Kamis untuk membahas rencana pungutan tarif baru atas barang impor China.
Jika Trump tetap pada rencana semula, maka bisa mengguncang pasar keuangan sekaligus membatalkan kesepakatan AS-China untuk mengakhiri perang dagang selama 17 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Kedua negara sepakat pada Oktober lalu untuk menekan perjanjian perdagangan awal. Tapi, hingga saat ini kesepakatan itu belum juga terwujud. Banyak pihak berharap, kesepakatan bisa lahir sebelum 15 Desember.
Beijing pernah menyatakan, akan membalas jika Washington meningkatkan sengketa perdagangan. Pada Agustus lalu, China mengatakan, akan memberlakukan tarif tambahan 5% dan 10% atas barang AS senilai US$ 75 miliar dalam dua tahap.
Baca Juga: Efek perang dagang, keuntungan maskapai global menukik tajam tahun ini
Tarif gelombang pertama berlaku mulai 1 September lalu yang memukul barang-barang negeri uak Sama, termasuk kedelai, daging babi, daging sapi, bahan kimia, dan minyak mentah.
Tarif gelombang kedua yang akan China aktifkan pada 15 Desember bakal menyasar barang-barang AS, mulai jagung dan gandum hingga pesawat kecil dan magnet tanah jarang.
Bukan cuma itu, China akan mengenakan lagi tarif 25% untuk kendaraan bermotor buatan AS dan tarif 5% atas onderdil mobil yang sudah mereka tangguhkan pada awal 2019 mulai 15 Desember nanti.