kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang voting pemakzulan, Trump: Saya tidak melakukan kesalahan


Kamis, 19 Desember 2019 / 05:05 WIB
Jelang voting pemakzulan, Trump: Saya tidak melakukan kesalahan


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menjelang DPR Amerika Serikat (AS) melakukan pemungutan suara atas pemakzulannya, Rabu (18/12) sore waktu Washington, Presiden Donald Trump tegas menyatakan, dia tidak melakukan kesalahan.

"Bisakah Anda bayangkan saya akan dimakzulkan oleh Sayap Kiri, Jangan Melakukan Apa-Apa Demokrat. DAN SAYA TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN! Sesuatu yang mengerikan," kicau Trump lewat akun Twitter-nya, Rabu pagi.

"Baca Transkripnya. Jangan lagi terjadi pada Presiden berikutnya. Berdoalah," kata Trump seperti dikutip Reuters. Transkip yang Trump maksud adalah pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Siap-siap gaduh, DPR AS gelar pemungutan suara pemakzulan Trump

DPR AS akan melakukan pemungutan suara alias voting yang sangat penting: pemakzulan Trump, dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan kongres.

Pemungutan suara di DPR jelas membuat Trump murka. Dia menyebut proses pemakzulan sebagai "kebohongan total," dan pada Selasa (17/8) mengirim surat panjang kepada Ketua DPR Nancy Pelosi yang menuduhnya terlibat dalam "penyimpangan keadilan."

Trump mengecam penyelidikan itu sebagai "percobaan kudeta" dan berpendapat, Demokrat sedang mencoba untuk membatalkan hasil Pemilihan Presiden 2016 di mana ia mengalahkan Hillary Clinton, calon Presiden Demokrat.

Pemungutan suara di DPR yang dikontrol Partai Demokrat diperkirakan akan berujung pada pemakzulan Trump. Kalau itu yang terjadi, Trump akan menjadi Presiden AS ketiga yang dimakzulkan.

Dan, pemungutan suara tersebut akan menghasilkan pengadilan pada bulan depan di Senat AS, dengan anggota DPR bertindak sebagai jaksa. Kamar itu dalam kendali Partai Republik, yang telah menunjukkan sedikit minat dalam mengeluarkan Trump dari Gedung Putih.

Demokrat menuduh Trump menyalahgunakan kekuasaannya, dengan meminta Presiden Ukraina menyelidiki Joe Biden, mantan Wakil Presiden AS dan kandidat kuat Demokrat dalam Pemilihan Presiden 2020. Trump juga dituduh menghalangi penyelidikan kongres untuk masalah ini.

Baca Juga: Trump kirim surat penuh kemarahan kepada Ketua DPR AS jelang pemakzulan

Menjelang pemungutan suara, Pelosi, Selasa (17/12), mengirim surat kepada 232 anggota DPR dari Demokrat, mendesak mereka untuk mematuhi Konstitusi.

"Sangat menyedihkan, fakta-fakta sudah jelas bahwa Presiden menyalahgunakan kekuasaannya untuk keuntungan pribadi, politiknya, dan bahwa dia menghalangi Kongres karena menuntut pertanggungjawaban dia, terhadap Konstitusi dan rakyat Amerika Serikat," tulis Pelosi.

Masalahnya, untuk melengserkan Trump, butuh dua pertiga suara dari 100 anggota Senat AS. Ini berarti, Demokrat harus membujuk setidaknya 20 Republikan untuk bergabung dengan mereka untuk mengakhiri kepresidenan Trump.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×