Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Para pejabat militer dari India dan China akan bertemu pada hari Sabtu untuk menyelesaikan perselisihan di Himalaya. Pengamat menilai kedua pihak kemungkinan akan mendesak semua pasukan untuk kembali ke posisi pra-sengketa.
Tetapi Letjen (Purn) DS Hooda yang sebelumnya memimpin Angkatan Darat Utara Komando yang mengawasi perbatasan India dengan Pakistan dan China menyebut kedua pihak juga harus mencari kejelasan tentang kedaulatan di sepanjang perbatasan yang tidak diawasi sepanjang 3.488 kilometer yang dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual (LAC), untuk mencegah konflik kembali kambuh.
Baca Juga: Hacker China dan Iran targetkan tim kampanye Joe Biden dan Donald Trump
Dilansir dari South China Morning Post, Hooda mengatakan satu pilihan untuk meredakan ketegangan saat ini adalah memiliki moratorium patroli di daerah yang diperebutkan, seperti yang telah dilakukan di masa lalu.
Tetapi yang rumit dari pembicaraan saat ini adalah sepertinya tidak ada alasan untuk kekerasan dari China pada kali ini. Kebuntuan sebelumnya telah dipicu oleh perbedaan pendapat mengenai pembangunan infrastruktur perbatasan.
“Kami benar-benar jelas soal garis merah dan tuntutan dari kedua pihak. Satu ingin membangun, yang lain mengatakan tidak. Karena itu, kami tahu langkah-langkah menuju penyelesaian," kata Hooda.
Tidak ada pihak yang secara resmi berbicara tentang asal-usul kebuntuan yang dimulai sekitar sebulan yang lalu tetapi para analis berspekulasi bahwa keputusan China untuk mengumpulkan pasukan di perbatasan bisa saja dipicu oleh kombinasi faktor.
Baca Juga: Sejumlah hal yang bikin hubungan AS-China makin membara di Laut China Selatan
Ini termasuk langkah India untuk memberlakukan aturan federal langsung di wilayah Kashmir pada tahun lalu, dan penyelesaian jalan dan jembatan baru-baru ini yang dekat dengan LAC sebagai bagian dari program infrastruktur.