Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
Ekonomi Jepang tergelincir ke dalam resesi pada kuartal terakhir, dan analis memperkirakan kontraksi 22% lagi pada April-Juni karena terpukul oleh krisis kesehatan.
Efek pandemi yang semakin dalam terhadap perekonomian memaksa pemerintah untuk menambah tumpukan utang besar Jepang, yang sudah dua kali ukuran ekonominya, untuk membayar rencana pengeluaran besar.
Bank of Japan memperluas stimulus moneter untuk bulan kedua berturut-turut di bulan April dan berjanji untuk membeli sebanyak mungkin obligasi yang diperlukan untuk menjaga biaya pinjaman tetap nol.
Baca Juga: Upaya Dunia Memulihkan Ekonomi yang Terdampak Pandemi Corona
"Kerangka kebijakan kami dapat menjaga tingkat suku bunga jangka panjang dari kenaikan bahkan jika pemerintah meningkatkan penerbitan obligasi," ujar Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda kepada wartawan pada hari Jumat.
Di bawah kebijakan yang dijuluki kontrol kurva imbal hasil, BOJ menargetkan suku bunga jangka pendek pada -0,1% dan berjanji untuk menjaga yield obligasi pemerintah 10-tahun sekitar 0%.