Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang berencana untuk memulai uji coba obat-obatan HIV untuk merawat pasien virus corona. Langkah ini dilakukan seiring peningkatan jumlah kasus sehingga bisa menjadi ancaman yang semakin besar terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Menurut juru bicara pemerintah Jepang, "Saat ini pemerintah tengah membuat persiapan sehingga uji klinis menggunakan obat HIV pada pasien virus corona baru dapat dimulai sesegera mungkin," kata Yoshihide Suga mengatakan pada briefing. Dia menambahkan, pemerintah tidak bisa mengatakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyetujui penggunaan obat.
Data terakhir yang dirilis Reuters menunjukkan, sebanyak 88 orang dinyatakan positif mengidap virus di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di pelabuhan Yokohama. Alhasil, jumlah penumpang yang terinfeksi menjadi 542, kata Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Virus corona terus teror Singapura, empat lagi terjangkit Covid-19
Di tempat lain, tiga kasus lagi didiagnosis di Prefektur Wakayama, termasuk putra seorang dokter yang terinfeksi virus itu, kata media setempat.
Saat ekonomi Jepang yang terkontraksi memperdalam kekhawatiran resesi, penyebaran virus telah mendorong Tokyo untuk membatasi jumlah pertemuan publik, sementara beberapa perusahaan meminta karyawan untuk bekerja dari rumah.
Obat-obatan HIV telah disebut-sebut sebagai obat potensial untuk virus corona, yang telah menewaskan hampir 1.900 orang di China daratan. Belum ada terapi yang terbukti sepenuhnya efektif melawan infeksi.
Baca Juga: Virus corona ganggu perdagangan Indonesia-China, Bea Cukai relaksasi aturan
Warga di China telah mulai mengeksplorasi cara-cara yang tidak lazim untuk mendapatkan perawatan, dengan beberapa orang memohon kepada pasien HIV dan importir yang tidak sah untuk obat HIV.
Di Thailand, dokter mengatakan mereka tampaknya telah berhasil dalam mengobati kasus-kasus virus yang parah dengan kombinasi obat untuk flu dan HIV.
Sementara itu, menurut seorang pejabat rumah sakit, ketika permintaan untuk masker bedah melonjak di Jepang, polisi sedang menyelidiki pencurian 6.000 masker yang dilaporkan oleh Rumah Sakit Palang Merah Kobe di pusat kota.
Para pejabat Jepang telah berjanji bekerja keras untuk menghindari gangguan pada Olimpiade yang akan dimulai di Tokyo pada Juli mendatang. Akan tetapi, kekhawatiran tentang virus itu menyebabkan tim panahan Olimpiade Mongolia membatalkan pelatihan di Jepang, kata kantor berita Kyodo.
Baca Juga: Di tengah wabah corona, China berencana bebaskan tarif beberapa produk AS
Evakuasi Diamond Princess
Pada Senin (17/2/2020), pemerintah AS melakukan evakuasi dengan menerbangkan pulang lebih dari 300 warga Amerika yang menaiki Diamond Princess.
Mengutip Reuters, dengan lebih dari 3.000 penumpang dan awak, kapal tersebut telah dikarantina sejak awal Februari setelah seorang penumpang didiagnosis dengan virus tersebut di Hong Kong.
Menurut Rai Caluori, wakil presiden operator kapal Princess Cruises, kapal itu akan menerima makanan dari World Central Kitchen, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh koki selebriti Jose Andres, dalam upaya untuk mengurangi beban awak kapal.
Baca Juga: Menyedihkan, pencuri gondol 6.000 masker bedah dari rumahsakit di Jepang
Penumpang yang masih berada di kapal itu, sekitar setengahnya adalah orang Jepang. Mereka telah menyatakan rasa frustrasi atas karantina yang sudah berlangsung selama lebih dari dua minggu. Selain itu, pihak berwenang di Australia, Kanada, Italia, dan Korea Selatan juga berencana untuk mengevakuasi warga dari kapal pesiar.
Sebuah pesawat yang disewa oleh pemerintah Kanada telah berangkat ke Jepang untuk mengevakuasi warga negaranya, kata TV Asahi. Kanada mengatakan, warga yang dievakuasi akan menjalani masa karantina selama 14 hari lagi.
Pemerintah Korea Selatan juga mengirim penerbangan charter pada hari Selasa untuk membawa pulang empat warga, dan pasangan Jepang, yang tidak memiliki gejala, kata seorang pejabat Korea Selatan.
Baca Juga: WHO: 80% pasien terinfeksi virus corona hanya menderita penyakit ringan
Menurut Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato, warga Jepang yang hasil tesnya negatif akan mulai turun dari kapal pada hari Rabu.
"Semua orang ingin pulang sesegera mungkin, jadi mengingat perasaan itu, kami membuat persiapan," kata Kato kepada wartawan.