kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jepang-AS mulai gelar latihan militer bersama, melibatkan 5.000 prajurit


Senin, 07 Desember 2020 / 15:37 WIB
Jepang-AS mulai gelar latihan militer bersama, melibatkan 5.000 prajurit
ILUSTRASI. Latihan militer Jepang-AS kali ini melibatkan 4.000 prajurit Jepang dan 1.000 prajurit AS.


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bertempat di wilayah Barat Laut Tokyo, Pasukan Bela Diri Darat Jepang (GSDF) dan militer Amerika Serikat (AS), Senin (7/12), resmi memulai latihan militer bersama berskala besar. Latihan gabungan ini merupakan respons atas agresivitas China di Laut China Selatan.

Kementerian Pertahanan Jepang megatakan, latihan militer kali ini dibagi menjadi dua jenis. Yakni, "Yama Sakura" di Prefektur Kumamoto dan "Forest Light" di Prefektur Niigata dan Gunma.

Keduanya berfokus pada skenario di mana Jepang dan AS mengambil tindakan balasan terhadap serangan di pulau-pulau terpencil oleh musuh.

Dikutip dari Kyodo, sesi Yama Sakura dilakukan hingga 15 Desember mendatang, melibatkan sekitar 4.000 prajurit GSDF dan 1.000 prajurit dari militer AS. Sejumlah prajurit lain dari wilayah yang jauh juga akan ikut bergabung secara online.

Baca Juga: Hari ini dalam sejarah: Pearl Harbor dibombardir Jepang

Sejak pertama kali melakukan latihan militer bersama, ini adalah salah satu latihan skala terbesar yang dilakukan oleh GSDF dan Angkatan Darat AS.

Dari wilayah lain, sesi latihan Forest Light akan dijalankan hingga 18 Desember. Dalam sesi ini, GSDF dan Korps Marinir AS mengerahkan helikopter CH-47 dan MV-22, yang merupakan varian dari pesawat tilt-rotor Osprey.

Latihan Forest Light yang dilakukan setengah tahunan ini menerapkan konsep yang secara resmi dibahas pada 2018 yang dikenal sebagai Operasi Pangkalan Lanjutan Ekspedisi atau EABO.

"Kami terlibat dalam berbagai pelatihan dalam interoperabilitas kami. Kami benar-benar sedang mengembangkan kemampuan untuk merebut dan mempertahankan medan maritim utama," ungkap Letkol Neil Berry, Komandan Batalyon ke-3 Marinir AS.

Baca Juga: Ramaikan Laut China Selatan, Inggris segera kirim kapal induk ke Jepang


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×