kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jepang dan Amerika siap pasang badan, tolak klaim China atas Laut China Selatan


Rabu, 15 Juli 2020 / 07:30 WIB
Jepang dan Amerika siap pasang badan, tolak klaim China atas Laut China Selatan


Sumber: DW.com,Reuters | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - TOKYO/WASHINGTON.  China terus mengklaim teritorial atas Laut China Selatan. Dua negara kuat, Jepang dan Amerika Serikat (AS) terus menentang klaim Tiongkok. Tindakan China  benar-benar melanggar hukum dan menjadi ancaman jangka panjang.

Laporan pertahanan tahunan Jepang menuduh Tiongkok mendorong klaim teritorial di tengah pandemi corona. Negeri Samurai mencurigai China menyebarkan propaganda dan disinformasi, karena memberikan bantuan medis kepada negara-negara yang memerangi Covid-19.

Kekeliruan informasi seperti itu termasuk klaim,  virus corona dibawa ke Cina oleh anggota militer AS. "Atau obat herbal Cina dapat mengobati Covid-19," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang.

China terus berupaya mengubah status quo di Laut China Timur dan Laut Cina Selatan. Demikian uraian Jepang dalam buku putih pertahanan yang disetujui pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, mengutip Reuters, Selasa (14/7).

Di Laut Cina Selatan, China menegaskan klaim teritorialnya dengan mendirikan distrik administratif di sekitar pulau-pulau yang disengketakan. Jepang melihat China sebagai ancaman jangka panjang yang lebih serius dibandingkan Korea Utara dengan senjata nuklir. Negeri Panda menghabiskan anggaran empat kali lebih banyak dibandingkan Jepang di bidang pertahanan untuk membangun segala fasilitas militer modern yang besar.

Tidak hanya Jepang, kritik keras juga dilontarkan AS. Tak cuma kritik, AS juga melakukan latihan militer.

Ketegangan di wilayah itu meningkat ketika China dan AS melakukan latihan militer terpisah di Laut Cina Selatan. Mengutip dw.com, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada hari Senin (13/07) menolak klaim China. Dan menyebut tindakan China "benar-benar melanggar hukum.

Chinatidak menawarkan dasar hukum yang koheren untuk ambisinya di Laut Cina Selatan. Selama bertahun-tahun telah mengintimidasi negara di sekitar pantai Asia Tenggara lain. "Kami memperjelas, klaim China atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk menguasainya," katanya.

AS telah lama menentang klaim teritorial tersebut, dengan mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur strategis. Langkah itu sembari  menunjukkan kebebasan navigasi di sana. "Dunia tidak akan membiarkan Cina memperlakukan Laut Cina Selatan sebagai kerajaan maritimnya," ujarnya.

Analis regional mengatakan akan sangat pentingmelihat apakah negara-negara lain mengadopsi sikap AS. Jika ada, AS mungkin akan memperkuat posisinya dan mencegah Cina untuk mendukung klaimnya.

Selama enam bulan terakhir, ketegangan antara AS dan China semakin meningkat. AS menuduh China melakukan respons yang buruk terhadap pandemi Covid-19, melakukan tindakan yang menekan Hong Kong, hingga penumpasan terhadap komunitas Muslim Uighur. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×