kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

Jepang mendeklarasikan darurat virus corona dan siapkan stimulus hampir US$ 1 triliun


Selasa, 07 April 2020 / 16:15 WIB
Jepang mendeklarasikan darurat virus corona dan siapkan stimulus hampir US$ 1 triliun
ILUSTRASI. Ilustrasi Jepang akan segera berlakukan darurat nasional virus corona dan kucurkan stimlus hampir US$ 1 triliun


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada hari Selasa menyatakan keadaan darurat untuk memerangi infeksi virus corona baru di pusat-pusat populasi utama dan meluncurkan paket stimulus yang ia gambarkan sebagai salah satu yang terbesar di dunia untuk melunakkan pukulan ekonomi.

Abe mengumumkan, keadaan darurat yang menargetkan ibu kota Tokyo dan enam prefektur lainnya, terhitung sekitar 44% dari populasi Jepang, untuk satu bulan ke depan. 

"Kami telah memutuskan untuk menyatakan keadaan darurat karena kami telah menilai bahwa penyebaran cepat virus corona secara nasional akan memiliki dampak besar pada kehidupan dan ekonomi," katanya kepada parlemen.

Baca Juga: Mulai tengah malam nanti, darurat nasional virus corona di Jepang efektif

Kabinetnya juga akan menyelesaikan paket stimulus senilai ¥ 108 triliun setara US$ 990 miliar, atau 20% dari GDP ekonomi Jepang, untuk meredam dampak epidemi pada ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Stimulus ini pun 11% lebih tinggi dari paket stimulus yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan 5% lebih tinggi dari paket stimulus Jerman.

Abe mengatakan, pengeluaran fiskal langsung akan berjumlah ¥ 39 triliun atau 7% dari ekonomi. Angka ini dua kali lipat dari jumlah yang dihabiskan Jepang setelah runtuhnya Lehman Brothers pada 2008.

Jepang sebenarnya telah terhindar dari wabah besar virus corona yang terlihat di titik-titik panas global lainnya, tetapi peningkatan infeksi baru-baru ini di Tokyo, Osaka, dan daerah-daerah lain menyebabkan meningkatnya permintaan agar Abe mengumumkan keadaan darurat.

Infeksi virus corona di Tokyo meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 1.200 dalam sepekan terakhir, dengan lebih dari 80 infeksi baru dilaporkan pada Selasa, yang merupakan jumlah tertinggi di negara tersebut. 

Secara nasional, kasus telah meningkat 4.000 dengan 93 kematian pada hari Senin (6/4).

Baca Juga: Tagar Escape from Tokyo berseliweran di media sosial Jepang, ada apa?

Abe telah menekankan bahwa keadaan darurat tidak akan memaksakan penguncian atawa lockdown seperti yang terlihat di negara-negara lain. Keadaan darurat ini hanya memberi gubernur wewenang untuk menyuruh waarganya agar tetap di rumah dan bisnis tutup. 

Namun, hal ini hanya bersifat imbauan, karena tidak ada hukuman jika masyarakat mengabaikan permintaan dalam banyak kasus, penegakan akan lebih mengandalkan tekanan teman sebaya dan menghormati otoritas.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan kota itu dalam pembicaraan dengan pemerintah pusat untuk memutuskan jenis fasilitas apa yang akan ditutup atau mengurangi jam kerja, sambil menegaskan tidak akan ada pembatasan untuk membeli bahan makanan dan obat-obatan.

Di sisi lain, pemerintah juga tidak akan meminta perusahaan kereta api untuk mengurangi jumlah kereta yang beroperasi, kata Abe.Infrastruktur penting lainnya seperti surat dan utilitas akan beroperasi, seperti halnya ATM dan bank, kata penyiar publik NHK.

Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Taku Eto meminta masyarakat untuk tetap tenang. "Kami meminta warga untuk membeli hanya apa yang mereka butuhkan ketika mereka membutuhkannya karena ada pasokan makanan yang cukup dan tidak ada penangguhan yang direncanakan di pabrik makanan," katanya kepada wartawan. 

Tetapi pembatasan itu akan menambah rasa sakit yang ditimbulkan oleh virus corona pada ekonomi terbesar ketiga di dunia itu, yang dipandang sudah dalam resesi karena gangguan rantai pasokan dan larangan perjalanan untuk mengurangi output dan konsumsi pabrik.

Metropolitan Tokyo sendiri menyumbang sekitar 20% dari keseluruhan produk domestik bruto Jepang.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×