Sumber: The Street | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pernyataan penting terkait potensi pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) pada akhir Juli 2025.
Pernyataan ini disampaikannya di hadapan para bankir sentral, ekonom, dan akademisi dunia dalam Konferensi Sintra yang diselenggarakan Bank Sentral Eropa (ECB) di Portugal, 1 Juli lalu.
Powell hadir sebagai salah satu pembicara dalam panel yang diisi oleh empat pemimpin bank sentral lainnya.
Ia menjelaskan bahwa keputusan untuk memangkas Federal Funds Rate pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dijadwalkan pada 29–30 Juli mendatang akan sangat bergantung pada data ekonomi terkini, terutama inflasi dan pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Trump Berseteru dengan The Fed Terkait Suku Bunga, Menuduh Powell Bermain Politik
Sejak terakhir kali menurunkan suku bunga pada Desember 2024, The Fed yang independen secara politik menghadapi tekanan yang meningkat dari Presiden AS Donald Trump.
Trump menuntut pemangkasan suku bunga guna mengembalikan triliunan dolar ke tangan konsumen, pelaku usaha, dan investor.
Alasan Suku Bunga Masih Ditahan
Powell membela keputusan FOMC untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25%–4,50% di bulan Juni. Meskipun menggambarkan kondisi ekonomi AS sebagai "stabil", ia menilai bahwa risiko inflasi masih tinggi, terutama akibat tarif impor yang diberlakukan Presiden Trump, yang dapat mendorong kenaikan harga selama musim panas ini.
Tarif tersebut kini tercatat sebagai yang tertinggi dalam sembilan dekade terakhir.
Suku bunga dana acuan memiliki pengaruh luas terhadap biaya pinjaman, termasuk kredit pemilikan rumah, kartu kredit, pinjaman kendaraan, dan berbagai instrumen keuangan lainnya.
Oleh karena itu, pendekatan hati-hati The Fed mencerminkan mandat ganda yang diembannya: menjaga inflasi tetap terkendali sekaligus memastikan stabilitas pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Bursa Asia Anjlok, Pasar Bersiap untuk Pemangkasan Suku Bunga AS
Sejumlah analis memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mungkin baru akan terjadi pada pertemuan FOMC di bulan September.
Dua anggota Dewan Gubernur The Fed, Christopher Waller dan Michelle Bowman, yang ditunjuk oleh Trump, menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga bisa dilakukan secepatnya pada Juli, asalkan tekanan inflasi akibat tarif bersifat sementara dan data ketenagakerjaan tetap solid.
Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya diamini oleh pejabat Fed lainnya, termasuk Powell, yang dalam kesaksiannya di Capitol Hill pekan lalu menunjukkan sikap yang lebih berhati-hati.
Bahkan Kepala Ekonom AS Morgan Stanley, Michael T. Gapen, memperkirakan tidak akan ada pemangkasan suku bunga sama sekali pada tahun ini.
Pernyataan Terbaru Powell di Sintra
Forum ECB tahun ini mengangkat tema "Beradaptasi dengan Perubahan: Pergeseran Makroekonomi dan Respons Kebijakan."
Dalam sesi tersebut, Powell menyatakan bahwa mayoritas bank sentral kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini.
Namun, saat ditanya mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga AS pada bulan Juli, ia menjawab, "Saya benar-benar tidak bisa mengatakannya."
Ia menegaskan bahwa The Fed akan terus memantau kondisi pasar tenaga kerja secara cermat dalam empat pertemuan FOMC yang tersisa di tahun 2025.
Laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Juni dijadwalkan akan dirilis pada Kamis, 3 Juli, oleh Biro Statistik Tenaga Kerja.
Ketika ditanya bagaimana ia berharap melihat kembali tahun 2025, Powell menjawab, “Ini jelas merupakan tahun yang penting," sambil tersenyum dan disambut tawa dari hadirin. “Ada banyak hal yang terjadi...terkait perdagangan, dan saya berharap kita akan melihatnya sebagai tahun yang sukses.”
Baca Juga: Morgan Stanley Revisi Perkiraan Suku Bunga The Fed di Tengah Ketidakpastian Tarif
Dalam sesi tanya jawab, pembawa acara Bloomberg Francine Lacqua menyinggung tekanan politik terhadap Powell, termasuk serangan pribadi dari Presiden.
Powell menjawab diplomatis, "Saya sangat fokus untuk melakukan pekerjaan saya...menggunakan perangkat kami untuk mencapai tujuan yang diberikan Kongres: lapangan kerja maksimum, stabilitas harga, dan stabilitas keuangan."
Presiden ECB Christine Lagarde turut mendukung Powell, menegaskan komitmen terhadap independensi bank sentral. “Saya rasa saya berbicara atas nama semua rekan saya di panel. Kami akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan rekan kami, Jay Powell,” ujar Lagarde.
Sementara itu, Presiden Trump pada 30 Juni mengirimkan catatan tulisan tangan kepada Powell yang menuntut pemangkasan suku bunga sebesar 1%.
Baca Juga: Bursa Saham Asia Variatif, Investor Cermati Suku Bunga AS dan Ketegangan Timur Tengah
Di hari yang sama, Menteri Keuangan Scott Bessent juga sempat menyatakan minat menjadi pengganti Powell, yang masa jabatannya sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026, dan masa jabatan sebagai anggota Dewan Gubernur berakhir pada Januari 2028.
Meski mendapat tekanan politik dalam beberapa bulan terakhir, Powell menegaskan tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya.