Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kapal induk USS Ronald dan USS Nimitz melakukan aksi latihan perang yang terdiri lebih dari 12.000 personel militer AS di antara dua kapal induk dan kapal penjelajah serta kapal perusak pengawal mereka, yang beroperasi di Laut China Selatan pada Jumat kemarin.
Dalam pernyataannya seperti yang dilansir CNN, Armada Pasifik AS menyebut kedua kapal induk, dengan lebih dari 120 pesawat dikerahkan di antara kedua kapa yang melakukan latihan pertahanan udara taktis untuk menjaga kesiapan dan kecakapan berperang.
"Pasukan berlatih ke tingkat kesiapan tertinggi untuk memastikan daya tanggap terhadap segala kemungkinan melalui proyeksi daya," tulis pernyataan tersebut.
Baca Juga: Imbangi kekuatan AS di Pasifik, China bangun dua kapal induk canggih baru
Menghadapi langkah AS, China tak mau kalah. China telah mengerahkan jet tempur ke landasan terbang di pulau yang disengketakan di sana.
Melansir Forbes, citra satelit pada 15 Juli menunjukkan setidaknya ada empat pesawat tempur yang dikirim. Langkah ini dilakukan dua hari setelah Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo menyatakan bahwa klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum.
Pesawat tersebut diyakini merupakan varian J-11B buatan China dari jenis pesawat Flanker yang terkenal garang. Pesawat ini secara umum setara dengan F-15 Eagle yang digunakan oleh Angkatan Udara AS.
Baca Juga: Negara lain naik pitam soal aksi China di Laut China Selatan, kok Malaysia diam saja?
Masih mengutip Forbes, China membangun berbagai versi keluarga pesawat tempur Rusia, awalnya dikenal sebagai Sukhoi Su-27 Flanker. Sementara varian yang tepat sulit untuk dilihat dari citra satelit, namun disebutkan tidak ada keraguan bahwa ini adalah Flankers.
Flankers berada di landasan terbang di Pulau Woody di Kepulauan Paracel. Meskipun secara de facto ditempati oleh China, wilayah itu juga diklaim oleh Taiwan dan Vietnam, dan merupakan salah satu dari banyak pulau di daerah itu yang disengketakan. Sebelumnya, China sudah menambah fasilitas militer dalam beberapa tahun terakhir dan telah mengerahkan pasukan dan pembom di sana.