kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,02   -1,62   -0.17%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Johnson & Johnson setop penjualan bedak bayi paling ikonik di AS, ada apa?


Rabu, 20 Mei 2020 / 18:04 WIB
Johnson & Johnson setop penjualan bedak bayi paling ikonik di AS, ada apa?
ILUSTRASI. Johnson's Baby Powder, bedak bayi dari Johnson & Johnson dalam ilustrasi foto yang diambil di New York, 24 Februari 2016.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Johnson & Johnson (J&J) akan menyetop penjualan bedak bayi Johnson's Baby Powder di Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Alasannya, permintaannya menurun setelah terjadi apa yang mereka sebut "salah informasi" tentang keamanan produk di tengah rentetan gugatan hukum.

J&J menghadapi lebih dari 19.000 tuntutan hukum dari konsumen dan para penyintas mereka yang mengklaim produk bedaknya menyebabkan kanker karena terkontaminasi asbes. Tapi, banyak kasus yang masih di meja hakim New Jersey, AS.

"Saya berharap, ibu saya bisa berada di sini untuk melihat hari ini (J&J menyetop penjualan bedal bayi) ," kata Crystal Deckard yang menduga Baby Powder menyebabkan ibunya Darlene Coker menderita mesothelioma, kepada Reuters

Coker membatalkan gugatan yang dia ajukan pada 1999 setelah kalah saat memaksa J&J membocorkan catatan internal. Ia meninggal karena mesothelioma pada 2009 lalu.

Baca Juga: Johnson & Johnson menghadapi penyelidikan kriminal AS terkait produk bedak bayi

Mengutip Reuters, dalam pernyataannya, J&J mengatakan "tetap teguh dan percaya diri dalam keamanan Johnson's Baby Powder yang berbasis bedak," dengan mengutip "beberapa dekade penelitian ilmiah".

J&J menghadapi pengawasan ketat terhadap keamanan bedak bayinya, setelah sebuah laporan investigasi oleh Reuters pada 2018 lalu  menemukan perusahaan ini selama beberapa dekade mengetahui asbes bersembunyi di produk bedaknya.

Catatan internal perusahaan, kesaksian persidangan, dan bukti lain menunjukkan, dari setidaknya 1971 hingga awal 2000-an, hasil uji bedak mentah dan bedak bubuk jadi J&J terkadang positif mengandung sejumlah kecil asbes.

Artikel Reuters ketika itu mendorong nilai saham J&J susut US$ 40 miliar dalam satu hari, dan menciptakan krisis hubungan masyarakat ketika konglomerat kesehatan blue-chip itu menghadapi pertanyaan luas tentang kemungkinan dampak kesehatan dari salah satu produknya yang paling ikonik itu.

Baca Juga: Kapitalisasi pasar J & J lenyap Rp 580 triliun gara-gara kasus bedak bayi




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×