Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KIEV. Setelah kehilangan kontrol atas provinsi Luhansk, pasukan Ukraina kini diminta berkumpul di provinsi Donetsk untuk mempertahankan sisa wilayah Donbas.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (3/7) mengumumkan bahwa pasukannya telah berhasil menyelesaikan penaklukan atas Luhansk, setelah kota Lysychansk berhasil dikuasai.
Putin bahkan berpesan kepada pasukannya untuk memanfaatkan momen ini untuk beristirahat dan memulihkan kesiapan militer sebelum merebut wilayah lain.
Baca Juga: Kremlin: Negara-Negara Barat Menghalangi Ukraina untuk Membicarakan Perdamaian
Dilansir dari Reuters, pasukan Ukraina pada hari Selasa (5/7) mulai menyusun garis pertahanan baru di Donetsk. Saat ini Ukraina masih mampu sebagian besar kota-kota besar di provinsi yang dianggap separatis tersebut.
Sejak awal invasi, Rusia memang telah mendesak Ukraina untuk menyerahkan wilayah Luhansk dan Donetsk kepada pihak pro-Rusia. Dua provinsi di wilayah Donbas itu bahkan telah diakui kedaulatannya oleh Rusia sebelum invasi dimulai.
Rusia Hanya Mendapat Sedikit Keuntungan
Menyusul hilangnya kontrol atas Luhansk, pejabat Ukraina menegaskan bahwa ini akan menjadi keberhasilan terakhir pihak Rusia. Ukraina juga percaya ini akan memberikan kerugian karena pasukan Rusia kini menumpuk di satu titik dan sulit bergerak.
"Ini adalah kemenangan terakhir bagi Rusia di wilayah Ukraina. Menguasai kota-kota timur berarti 60% pasukan Rusia sekarang terkonsentrasi di timur dan sulit bagi mereka untuk diarahkan ke selatan," ungkap Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Volodymyr Zelensky.
Sejumlah pakar militer pun berpendapat bahwa Rusia hanya mendapatkan sedikit keuntungan strategis dari serangkaian penaklukan wilayah Ukraina. Untuk saat ini, pertempuran di Donbas dianggap masih seimbang.
Baca Juga: Ambil alih Lysychansk, Rusia Berhasil Mengendalikan Wilayah Luhansk Timur Ukraina
Neil Melvin dari think tank RUSI yang berbasis di London menilai, Rusia telah mengorbankan terlalu banyak hal untuk keuntungan yang sangat sedikit. Pada akhirnya, Rusia jelas merasakan lebih banyak kerugian.
"Saya pikir ini adalah kemenangan taktis bagi Rusia tetapi dengan biaya yang sangat besar. Ini memakan waktu 60 hari hanya untuk membuat kemajuan yang sangat lambat. Saya pikir Rusia mungkin menyatakan semacam kemenangan, tetapi pertempuran kunci masih belum datang," ungkapnya kepada Reuters.
Menurut Melvin, pertempuran yang menjadi penentu hasil dari perang ini kemungkinan tidak terjadi di wilayah timur, tetapi di selatan.
Di selatan, saat ini pasukan Ukraina dilaporkan sedang memulai serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Rusia. Salah satu buktinya adalah keberhasilan pasukan Ukraina untuk mendorong mundur pasukan Rusia di sekitar Kherson.
Baca Juga: Australia Janji Kirimkan Kendaraan Lapis Baja dan Drone ke Ukraina
"Ada serangan balik yang dimulai di sana, dan saya pikir, kemungkinan besar kita akan melihat momentum berayun ke Ukraina ketika mencoba melakukan serangan balik skala besar untuk mendorong Rusia mundur," lanjut Melvin.
Presiden Zelensky pun mengakui ada kemajuan yang dibuat oleh pasukan Ukraina dalam merespons serangan Rusia. Pasukannya pun disebut masih sangat siap untuk melanjutkan pertempuran.
"Angkatan Bersenjata Ukraina merespons, mendorong kembali, dan menghancurkan potensi ofensif penjajah hari demi hari. Kita perlu menghancurkan mereka. Ini adalah tugas yang sulit. Itu membutuhkan waktu dan upaya manusia super," ungkap Zelensky dalam pengarahan hariannya awal pekan ini.