kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kalahkan Donald Trump, Joe Biden akan jadi Presiden AS ke-46


Minggu, 08 November 2020 / 01:00 WIB
Kalahkan Donald Trump, Joe Biden akan jadi Presiden AS ke-46


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Donald Trump harus gigit jari. Joe Biden, kandidat presiden dari Partai Demokrat akhirnya memenangkan kursi kepresidenan Amerika Serikat (AS). Biden akan menjadi presiden AS ke-46.

Beberapa jaringan televisi utama AS melaporkan, Biden melangkah ke Gedung Putih mengalahkan Donald Trump, setelah memenangkan suara di Pennsylvania.

Dari negara bagian Pennsylvania, Biden mendapatkan 20 electoral votes dan sudah cukup untuk mengamankan suaranya.

Biden kini mengantongi 273 electoral votes, melebihi minimal 270 electoral votes yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan Presiden AS. Sementara Donald Trump hanya meraih 214 electoral votes, menurut data Edison Research.

Baca Juga: Trump dikabarkan tidak akan meninggalkan Gedung Putih kendati kalah dari Biden

Reuters melaporkan, para pemilih sepertinya dengan tegas menolak kepemimpinan yang kacau dari Donald Trump dan memilih janji Biden untuk memerangi pandemi virus corona dan memperbaiki ekonomi AS.

Biden yang juga mantan wakil presiden AS akan resmi memasuki Gedung Putih pada 20 Januari 2021 mendatang. Biden akan menjabat Presiden AS pada usia 78 tahun. Dia kemungkinan akan menghadapi tugas sulit memerintah di Washington yang sangat terpolarisasi.

Pada Jumat lalu, Biden mengatakan,  dia berharap untuk memenangkan perlombaan tetapi menahan diri untui memberikan pidato kemenangan.

Seorang penasihat Trump mengakui, peluang Trump menipis, tetapi Trump belum siap untuk mengakui kekalahan.

Pemilu tahun 2020 merupakan salah satu yang paling penting dalam sejarah AS, sama pentingnya dengan pemilu selama Perang Saudara 1860-an dan Depresi Hebat 1930-an.

Selama berbulan-bulan, para tim di kedua belah pihak melontarkan kekhawatiran bahwa Amerika Serikat tidak dapat memberikan suara yang adil. Pada akhirnya, bagaimanapun, pemungutan suara di tempat pemungutan suara berjalan dengan gangguan terbatas karena jutaan orang mengantre dengan sabar untuk memilih.

Ribuan pemantau pemilu dari kedua partai bekerja selama empat hari untuk memastikan penghitungan suara.

Baca Juga: Tertinggal dari Biden, satu per satu orang dekat Trump mulai menjauh


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×