Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Kamala Harris menghadapi kemungkinan kekalahan dalam upayanya menjadi presiden wanita pertama Amerika Serikat, sementara Donald Trump dari Partai Republik diproyeksikan akan memenangkan beberapa negara bagian medan pertempuran utama.
Meskipun proyeksi dari mitra BBC di AS, CBS, menunjukkan bahwa Trump berada di ambang kemenangan bersejarah, Harris belum menyerah. Wakil Presiden ini membatalkan penampilannya pada malam pemilihan di Howard University, Washington DC, setelah Trump meraih momentum seiring dengan munculnya hasil awal.
Trump diproyeksikan menyapu bersih negara bagian medan pertempuran utama, seperti Pennsylvania, North Carolina, dan Georgia. Selain itu, Trump juga diperkirakan akan menang di negara bagian penting lainnya, termasuk Wisconsin dan Michigan.
Baca Juga: Donald Trump Klaim Menang Pilpres AS, Para Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat
Sesuai prediksi, Trump memenangkan kubu konservatif mulai dari Florida hingga Idaho, sementara Harris memperoleh kemenangan di negara bagian liberal, seperti New York dan California, berdasarkan proyeksi CBS.
Rencananya, Harris akan berpidato di depan para pendukungnya. Namun, setelah tengah malam, wakil ketua kampanye Cedric Richmond mengumumkan bahwa pidato tersebut dibatalkan. Suasana pesta di Howard University yang semula meriah berubah suram setelah Trump diproyeksikan unggul di dua negara bagian kunci.
Lindy Li, seorang penggalang dana Demokrat dari markas besar Harris, menyatakan kepada BBC bahwa kondisi saat ini terlihat cukup suram.
Baca Juga: Rusia Buka Peluang Mengatur Ulang Hubungan dengan AS Setelah Trump Klaim Kemenangan
Harris, yang baru terpilih sebagai kandidat Demokrat pada Juli setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan, masih berupaya untuk menjadi wanita pertama, serta wanita kulit hitam dan Asia Selatan-Amerika pertama yang menjadi presiden.
Namun, data jajak pendapat CBS menunjukkan bahwa Harris, yang berkampanye untuk hak aborsi, tampaknya kurang mendapat dukungan dari kalangan perempuan.
Sekitar 54% pemilih perempuan mendukungnya, lebih rendah dibandingkan dukungan 57% yang diperoleh Biden pada 2020. Dukungan dari pemilih kulit hitam dan Latin juga lebih rendah daripada yang diterima Biden empat tahun lalu, menurut data Associated Press.
Sebanyak 86 juta pemilih telah memberikan suara lebih awal dalam salah satu kampanye paling bergejolak dalam sejarah modern AS.
Baca Juga: Trump Mengklaim Kemenangan Pilpres AS, Begini Respons China
Partai Republik tampak menikmati kebangkitan di seluruh negeri, memenangkan sejumlah pertarungan kongres utama di negara-negara bagian penting. Kontrol atas DPR dan Senat AS juga diperebutkan dalam pemilihan ini.
CBS memproyeksikan Partai Republik akan memenangkan kendali Senat setelah merebut dua kursi di West Virginia dan Ohio dari Partai Demokrat serta mempertahankan kursi di Texas.
Sementara itu, tidak ada partai yang diprediksi memiliki keunggulan jelas di DPR, yang saat ini dikuasai tipis oleh Partai Republik.
Baca Juga: Donald Trump Klaim Kemenangan Pemilu AS, Begini Respons Elon Musk
Jika Partai Republik berhasil merebut kendali kedua kamar, Trump akan lebih mudah mendorong agendanya, termasuk deportasi massal migran ilegal dan pemotongan pajak besar-besaran. Di sisi lain, kedua belah pihak telah menyiapkan tim pengacara untuk menangani gugatan hukum pasca-pemilihan.
Badan penegak hukum di seluruh negeri waspada terhadap potensi kekerasan terkait pemilihan. CBS melaporkan adanya sekitar 30 ancaman bom palsu yang menargetkan lokasi terkait pemilihan, dengan lebih dari separuhnya terjadi di negara bagian Georgia.