Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang menyampaikan protes setelah kapal nelayan mereka dikejar oleh dua kapal China di dekat pulau sengketa di Laut China Timur.
Tokyo menyatakan nota keberatan terkait insiden pada Jumat (8/5/2020) lewat Kedutaan Besar China di Tokyo via sambungan telepon.
Baca Juga: Kasus corona di Wuhan muncul lagi, pertama sejak awal bulan lalu
Dilaporkan media lokal, yang memberikan nota protes itu adalah Shigeki Takizaki, Kepala Biro Urusan Asia dan oseania, Kementerian Luar Negeri Jepang.
Kedutaan Besar Jepang yang berlokasi di Beijing dilaporkan juga menelepon kementerian luar negeri Negeri "Panda" mengenai insiden itu.
Dihubungi oleh AFP, sebagaimana dilaporkan Minggu (10/5/2020), kementerian luar negeri Jepang tak bisa memberikan jawaban. Kepulauan itu, dikenal sebagai Senkaku (Jepang) atau Diaoyu (China), menjadi sumber perseteruan antara Beijing dengan Tokyo.
Baca Juga: Tambah kapasitas produksi, Uni-Charm Indonesia (UCID) bakal beli 1 mesin tahun ini
Pemerintah Negeri "Sakura" sudah lama mengeluhkan bagaimana Beijing yang mengerahkan penjaga pantainya untuk berpatroli di kawasan sengketa.
Menurut juru bicara Penjaga Pantai Jepang, mereka meminta kapal China untuk meninggalkan perairan di kawasan Laut China Timur.
Bahkan, mereka langsung mengerahkan kekuatan untuk menjamin kapal nelayan, di mana tiga awaknya dilaporkan tidak mengalami luka.
"Dua kapal itu masih terus berkeliaran di di sekitar pulau yang masih dalam teritorial kami," ucap juru bicara itu dalam konferensi pers.
Baca Juga: Amerika Serikat mulai distribusikan remdesivir untuk mengobati pasien corona
Relasi dua negara itu mulai memanas setelah Tokyo melalukan "nasionalisasi" sejumlah pulau yang diperdebatkan pada 2012 sila,. Sejak saat itu, dua kekuatan ekonomi dunia tersebut mengambil langkah bertahap untuk mendinginkan situasi, meski belum membaik. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapal Nelayannya Dikejar Kapal China di Laut China Timur, Jepang Protes"