Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LAUT CHINA SELATAN. Militer China menuding kapal penghancur rudal yang dipandu Amerika di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai Beijing, mengganggu perairan Tiongkok. Menurut militer China, tindakan itu sangat provokatif dan melanggar kedaulatan China.
Melansir South China Morning Post, Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China, yang mengawasi Laut China Selatan, mengatakan kapal perusak USS Barry masuk ke perairan di sekitar Kepulauan Paracel tanpa izin pada hari Selasa. Kondisi itu mendorong perintah kepada petugas patroli udara dan laut untuk melacak, memantau, memverifikasi, mengidentifikasi, dan mengusir kapal AS itu.
Peringatan itu dirilis ketika media Taiwan melaporkan bahwa kapal Amerika berlayar melalui Selat Taiwan dua kali dalam bulan ini, diikuti kedua kali oleh kapal perang PLA.
Baca Juga: Hindari rudal Korut dan China, pesawat pembom AS tak lagi ditempatkan di Guam
"Tindakan-tindakan provokatif oleh pihak AS ini, telah secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China, sengaja meningkatkan risiko keamanan regional dan dapat dengan mudah memicu insiden yang tidak terduga," demikian sebuah pernyataan yang diposting di akun media sosial WeChat unit militer yang dikutip Li Huamin, seorang juru bicara komando.
Dia menambahkan, "(Aksi) provokatif itu tidak sesuai dengan suasana saat ini karena komunitas internasional tengah memerangi pandemi ... serta perdamaian dan stabilitas regional."
Baca Juga: Ketegangan dengan China meningkat, Kapal Perang AS kembali berlayar di Selat Taiwan
Kepulauan Paracel, yang dikenal sebagai Kepulauan Xisha di China dan Kepulauan Hoang Sa di Vietnam, adalah dua dari sekelompok lebih dari 30 pulau di Laut China Selatan yang terletak di antara garis pantai Vietnam dan China. Mereka dikendalikan oleh Beijing tetapi juga diklaim oleh Taipei dan Hanoi.
Pada bulan Januari, Li juga mengecam AS yang melakukan aksi provokasi yang disengaja selama liburan Tahun Baru Imlek setelah kapal tempur litoral USS Montgomery melewati Kepulauan Spratly, yang juga terletak di Laut China Selatan.
Baca Juga: Kapal China dekati kapal Petronas Malaysia di Laut China Selatan, apa yang terjadi?
China mengklaim hampir semua wilayah Laut China Selatan, perairan di mana Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Indonesia juga memiliki klaim yang sama.
Ketegangan di wilayah itu memburuk pada bulan lalu akibat perang kata-kata antara Beijing dan Washington terkait pandemi virus corona.
Baca Juga: Pakar militer China: Terserang corona, kemampuan AS untuk berperang sangat menurun
Dalam perang kata-kata itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengkritik Beijing karena gagal berbagi informasi tentang pandemi. Sementara Beijing menuduh Washington menolak upaya China untuk membantu upaya mengendalikan penularan. Alih-alih bergabung untuk mengatasi pandemi, kedua belah pihak telah meningkatkan kehadiran militer mereka di Selat Taiwan, serta laut China Selatan dan Timur.
Baca Juga: Virus corona menyebar luas di kapal induk Prancis, 700 angkatan laut terinfeksi
Pada 22 April, USS Barry yang bermarkas di Yokosuka melakukan transit di Selat Taiwan sebelum menuju ke Laut China Selatan. Sehari kemudian, kapal induk PLA, Liaoning, memimpin pasukan penyerang melalui selat.