Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Komandan Pengawal Revolusi Iran mengatakan Iran telah berhasil "memaksakan kehendaknya" setelah mampu mengirim tanker bahan bakar ke Venezuela tanpa gangguan. Ini menunjukkan pamor Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan dunia mulai memudar.
Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan meskipun ada sanksi dari AS yang melumpuhkan, Iran masih dapat memasok Venezuela dengan produk bensin penting pada bulan lalu.
Salami juga mencaci Amerika Serikat atas penanganan pandemi virus corona dan protes atas warga Afrika-Amerika George Floyd, yang terbunuh dalam penangkapan seorang petugas polisi.
Baca Juga: Iran bangun kapal induk Angkatan Laut AS palsu sebagai target serang
Ia menyebut, Republik Islam Iran telah mematahkan punggung musuh besarnya itu.
"Dengan rahmat Tuhan, hari ini kita menyaksikan penurunan awal dan cepat dari musuh bebuyutan kita, khususnya AS. Semua simbol yang ditunjukkan oleh AS sedang jatuh, dan AS merobeknya selain gambar yang telah dibuat tentang dirinya sendiri," kata Salami seperti dikutip Al Jazeera.
Ia menyebut, AS tidak dapat menangangi wabah virus corona. "AS saat ini berada dalam kondisi ekonomi terburuk," tandasnya.
Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir Iran yang diteken tahun 2015 dengan enam kekuatan utama dunia lain. AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Keadaan menjadi lebih buruk ketika Mayor Jenderal Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds, terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada 3 Januari 2020 di dekat bandara Baghdad.
AS menyalahkan sang jenderal karena mendalangi serangan-serangan oleh milisi yang didukung Iran terhadap pasukan AS di kawasan itu.
Pembunuhan Soleimani membawa Iran dan Amerika Serikat ke ambang perang. Teheran membalas dengan serangan roket ke pangkalan udara Irak di mana pasukan AS ditempatkan.
Beberapa jam kemudian, pasukan Iran dalam siaga tinggi dan secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Ukraina saat lepas landas dari Teheran, menewaskan semua 176 orang di dalamnya.
Baca Juga: Iran segera eksekusi mati agen CIA yang diduga terlibat dalam pembunuhan Soleimani
Iran mengatakan akan melanjutkan pengiriman bahan bakar ke Venezuela jika negara itu meminta lebih banyak pasokan, meskipun ada kecaman dari Amerika Serikat tentang perdagangan kedua negara. Iran dan Venezuela saat ini sudah di bawah sanksi AS.
AS telah meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di Karibia untuk apa yang dikatakannya sebagai "operasi anti-narkoba" yang diperluas.
Lima kapal tanker minyak Iran tiba di Venezuela pada bulan Mei 2020 untuk membantu meringankan kekurangan bahan bakar, tidak menemukan tanda-tanda langsung campur tangan militer AS.
Baca Juga: Presiden Iran: Kami telah mematahkan lutut Amerika yang ada di tenggorokan kami
Berusaha untuk mencegah pengiriman minyak lebih lanjut Iran ke Venezuela, AS telah memperingatkan, pengirim dan perusahaan asuransi bisa menghadapi sanksi dari AS jika mereka membantu kapal tanker Iran.
Bahan bakar dari Iran datang pada saat kekurangan bensin di Venezuela. Krisi minyak kronis makin memburuk selama pandemi corona.
Venezuela sebetulnya memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetapi produksinya jatuh bebas, akibat kebijakan yang gagal, kurangnya investasi dan korupsi.
Kedua negara telah memiliki hubungan dekat sejak mendiang presiden Venezuela Hugo Chavez berkuasa pada 1999.
Baca Juga: Iran bikin kapal induk tiruan serupa Nimitz milik AS, untuk apa?