kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Karyawan Tesla Berbagi Cerita Horor di Balik Produk Full Self-Driving


Rabu, 06 November 2024 / 10:50 WIB
Karyawan Tesla Berbagi Cerita Horor di Balik Produk Full Self-Driving
ILUSTRASI. Tesla, telah dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan teknologi kendaraan otonom dan asisten pengemudi.. Patrick Pleul/Pool via REUTERS


Sumber: The Street | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla, perusahaan otomotif dan energi yang didirikan oleh Elon Musk, telah dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan teknologi kendaraan otonom dan asisten pengemudi.

Salah satu produk unggulan yang menjadi pusat perhatian adalah perangkat lunak "Full Self-Driving" (FSD) yang diharapkan dapat menghadirkan era robotaxi di masa depan.

Meskipun menjanjikan, laporan terbaru mengungkap kisah mendalam di balik pengujian produk ini, terutama mengenai potensi risiko dan tantangan yang dialami oleh karyawan Tesla yang terlibat dalam pengembangan teknologi ini.

Pemahaman tentang FSD dan Visi Masa Depan Tesla

Full Self-Driving adalah perangkat lunak bantu pengemudi yang dipasarkan Tesla dengan biaya tambahan sebesar US$8.000.

Baca Juga: Penjualan Tesla di China Anjlok 23% pada Oktober 2024

Elon Musk mengklaim bahwa perangkat lunak ini lebih aman daripada pengemudi manusia dan akan menjadi tulang punggung kendaraan otonom Tesla di masa depan.

Pada acara "We, Robot" yang digelar Tesla pada 10 Oktober di Warner Bros., Musk memamerkan teknologi masa depan seperti Cybercab, Robovan, dan robot humanoid Optimus, mencerminkan visi futuristik yang ia impikan.

Namun, klaim keamanan FSD telah menjadi sorotan kontroversial.

Meskipun dikatakan aman, beberapa pengguna mengalami pengalaman yang mengejutkan saat menggunakan FSD, termasuk insiden mengkhawatirkan yang memunculkan pertanyaan mengenai keandalan teknologi ini.

Project Rodeo: Tim Penguji yang Membawa Risiko Tinggi

Tesla mengandalkan tim penguji khusus bernama "Project Rodeo" untuk mengembangkan dan menguji perangkat lunak FSD dalam kondisi yang berisiko tinggi.

Tim ini terdiri dari pengemudi yang bertugas mendorong perangkat lunak FSD hingga ke batas tertinggi guna melihat bagaimana perangkat tersebut bereaksi dalam berbagai situasi kritis.

Baca Juga: Nissan dan Mitsubishi Bentuk Joint Venture Layanan Mobil Otonom dan Baterai EV

Menurut laporan dari Business Insider, anggota Project Rodeo sering ditempatkan dalam situasi berbahaya, seperti melaju cepat di jalan umum atau mendekati kecelakaan potensial untuk menguji batas kemampuan FSD.

Beberapa pengemudi menggambarkan bahwa pekerjaan ini menuntut mereka untuk berkendara dengan hati-hati sembari siap mengambil kendali penuh dalam sekejap jika perangkat lunak mulai gagal.

"Ada perasaan seolah-olah Anda berada di ujung sesuatu yang bisa saja salah kapan saja," ujar salah satu mantan penguji Tesla.

Tim dan Tugas Spesifik Project Rodeo

Project Rodeo terdiri dari beberapa tim dengan tugas berbeda. Satu tim, yang disebut "tim manual emas," bertugas untuk berkendara normal tanpa menggunakan fitur asisten pengemudi, mengikuti peraturan lalu lintas untuk mengumpulkan data standar.

Tim lainnya, yang dikenal sebagai "tim intervensi kritis," berfungsi dengan menggunakan fitur asisten pengemudi dan membiarkannya mengendalikan kendaraan hingga pengemudi harus mengambil alih untuk menghindari kecelakaan.

Baca Juga: Rolls-Royce Spectre: Mobil Listrik Berkelas dengan Sentuhan Kemewahan Tak Tertandingi

Data dari pengujian ini sangat penting bagi insinyur Tesla untuk memahami dan mengembangkan algoritma FSD.

Tantangan Keselamatan pada Pengujian di Jalan Umum

Pengujian FSD tidak selalu berjalan mulus. Beberapa pengemudi melaporkan situasi yang menempatkan mereka dan pengguna jalan lain dalam bahaya.

Dalam beberapa sesi latihan, pengemudi dituntut untuk mendekati batas-batas peraturan lalu lintas dan keselamatan, seperti melanggar garis kuning ganda, serta melanggar tanda berhenti dan lampu merah.

Hal ini diduga demi mengumpulkan data penting mengenai bagaimana FSD merespons dalam situasi berbahaya.

Salah satu penguji mengungkapkan bahwa ia hampir menabrak seorang pengendara sepeda saat melakukan uji coba di dekat Universitas Stanford.

Penguji tersebut terpaksa menginjak rem mendadak ketika mobil yang ia kendarai mendadak melaju ke arah pengendara sepeda.

Insiden seperti ini menunjukkan risiko nyata yang dihadapi para penguji saat mereka menekan batas kemampuan FSD di jalan umum.

Baca Juga: TikToker Ini Bandingkan Harga Second Tesla vs BMW, Hasilnya Bikin Syok!

Penyelidikan NHTSA Terhadap Tesla FSD

National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), badan keselamatan transportasi Amerika Serikat, telah membuka penyelidikan terhadap FSD Tesla setelah menerima laporan tentang beberapa kecelakaan yang melibatkan perangkat lunak tersebut.

Kasus-kasus yang diselidiki termasuk tabrakan yang melibatkan FSD saat kondisi visual berkendara buruk, seperti silau matahari, kabut, atau debu yang beterbangan.

Dalam dua insiden terpisah, Tesla dengan FSD dilaporkan menabrak pejalan kaki hingga mengakibatkan kematian dan cedera serius.

Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui apakah FSD mampu mendeteksi dan merespons dengan tepat terhadap kondisi visibilitas jalan yang menurun.

NHTSA juga menyelidiki apakah Tesla telah melakukan pembaruan perangkat lunak yang mungkin memengaruhi kemampuan FSD dalam mengatasi situasi tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×