Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Regulator obat-obatan Inggris telah menyarankan orang-orang dengan riwayat alergi yang signifikan untuk tidak melakukan suntikan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Imbauan ini dikeluarkan setelah dua orang melaporkan reaksi yang cukup parah setelah mendapatkan vaksin Pfizer pada hari pertama peluncurannya di Inggris.
Berikut penjelasannya seperti yang dilansir Kontan dari Reuters:
Apa yang sebenarnya terjadi?
Dua petugas kesehatan Inggris dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan melaporkan reaksi anafilaktoid dan pulih dengan baik.
Menurut Direktur Unit Penelitian Keamanan Obat Inggris Saad Shakir, reaksi anafilaktoid adalah reaksi alergi yang memiliki beberapa karakteristik anafilaksis tetapi tidak terlalu parah.
Baca Juga: Efek Vaksin Corona Covid-19 Masih Bisa Menjadi Amunisi Bagi IHSG Hari Ini (10/12)
Anafilaksis dapat menyebabkan tenggorokan bengkak, kesulitan bernapas, dan kesulitan menelan, menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology. Otoritas Inggris tidak menjelaskan gejala lebih lanjut.
Siapa saja yang harus menghindari vaksin Covid-19?
Regulator Inggris pada awalnya menanggapi dengan mengatakan siapa pun dengan riwayat reaksi alergi yang signifikan terhadap vaksin, obat-obatan atau makanan tidak boleh disuntik vaksin Covid-19. Seorang penasihat kelompok itu kemudian menambahkan bahwa alergi makanan bukanlah sebuah risiko.
Pfizer telah mencoret orang-orang dengan riwayat reaksi merugikan yang signifikan terhadap vaksin atau bahan-bahan vaksin dari uji coba tahap akhir.
Baca Juga: Dirjen Kemenkes Malaysia: Vaksin Covid-19 tidak perlu halal
Bagaimana hal ini mempengaruhi prospek otorisasi di AS?
Regulator AS diharapkan untuk mempertimbangkan otorisasi darurat vaksin Pfizer dalam waktu dekat setelah pertemuan para penasihat pada hari Kamis.
Moncef Slaoui, yang memelopori upaya pengembangan vaksin pemerintah AS, mengatakan pada Rabu bahwa dia mengharapkan reaksi alergi vaksin Covid-19 di Inggris akan dipertimbangkan dalam proses otorisasi AS. Dia juga bilang, orang dengan reaksi alergi parah yang diketahui mungkin tidak boleh menggunakan vaksin sampai lebih banyak hal terungkap terkait dengan hal ini.
Apa kata dokter?
Beberapa pihak memuji kehati-hatian regulator Inggris dan yang lain mengatakan pembatasan luas tidak dijamin oleh bukti yang tersedia.
“Untuk populasi umum, ini tidak berarti bahwa mereka perlu khawatir menerima vaksinasi,” kata Stephen Evans, profesor farmakoepidemiologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine.
Hal bijaksana yang bisa dilakukan, menurutnya, adalah bagi siapa saja yang telah mengetahui reaksi alergi parah sehingga mereka perlu membawa EpiPen untuk menunda vaksinasi sampai alasan reaksi alergi diklarifikasi.
Baca Juga: Pfizer setuju memberikan 8 juta dosis vaksin corona kepada Israel
Ahli virologi Mayo Clinic, Gregory Poland, yang telah menasihati regulator AS, mengatakan tanggapan pemerintah Inggris terlalu "berlebihan," menunjuk pada tanggapan awal tentang alergi makanan, yang ia katakan tidak ada hubungannya dengan ini.
“Saya akan mengatakan, jika Anda memiliki reaksi tingkat anafilaksis terhadap vaksin, kami ingin mengetahuinya jadi kami lebih berhati-hati,” katanya. “Itu tidak berarti saya tidak akan mengimunisasi Anda. Tapi saya akan melakukannya dalam pengaturan yang lebih terkontrol."
Baca Juga: Bio Farma belum pastikan vaksin Covid-19 Sinovac aman untuk lansia 60 tahun ke atas
Mitchell Grayson, direktur divisi alergi dan imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio, menyuarakan keprihatinan tentang bagaimana masalah ini dapat mengurangi minat pada vaksinasi. “Saya khawatir seluruh kejadian ini akan menyebabkan jutaan orang memilih untuk tidak divaksinasi karena apa yang mereka dengar,” katanya.
Seberapa sering alegi parah terjadi?
“Di Inggris pada tahun 2012 ada sekitar tujuh pasien masuk rumah sakit per 100.000 orang karena alergi parah. Ini termasuk berbagai pemicu seperti makanan, obat-obatan dan sengatan serangga,” kata Louisa James, pakar imunologi di Queen Mary University of London.
Meski demikian, kasus kematian akibat alergi sangat jarang dan tidak meningkat meskipun kasus alergi di rumah sakit telah meningkat di banyak negara.