Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat memutuskan untuk menjatuhkan sanksi pada pejabat senior Rusia atas kasus keracunan pemimpin oposisi Alexei Navalny.
Melansir BBC, tindakan tersebut, yang menargetkan mata-mata top Rusia dan enam lainnya, dikoordinasikan dengan langkah serupa oleh Uni Eropa.
Para pejabat AS mengatakan, intelijen telah menyimpulkan bahwa pemerintah Moskow berada di balik serangan agen saraf yang hampir mematikan Navalny tahun lalu.
Dia adalah sosok kritikus paling terkenal untuk Presiden Vladimir Putin.
Sementara itu, BBC memberitakan, Moskow membantah terlibat dalam kasus keracunan Navalny. Rusia juga membantah kesimpulan yang dibuat oleh para ahli senjata Barat, bahwa Navalny diracuni dengan agen Novichok selama penerbangan di Siberia.
Baca Juga: Survei: Orang Rusia ragukan vaksin Sputnik V, anggap virus corona senjata biologis
Istilah Novichok - "pendatang baru" dalam bahasa Rusia - berlaku untuk sekelompok agen saraf yang dikembangkan di laboratorium oleh Uni Soviet selama Perang Dingin. Mereka melumpuhkan otot dan dapat menyebabkan kematian karena sesak napas.
Tindakan AS
Mengutip BBC, menurut pejabat pemerintah AS, sanksi diberlakukan pada tujuh pejabat senior Rusia dan 14 entitas yang terlibat dalam produksi kimia dan biologi.
"Upaya Rusia untuk membunuh Navalny mengikuti pola penggunaan senjata kimia yang mengkhawatirkan oleh Rusia," kata seorang pejabat.
Novichok digunakan dalam serangan 2018 di kota Salisbury, Inggris, melawan agen ganda Rusia yang diasingkan dan putrinya.
Baca Juga: Amerika bakal kenakan sanksi terhadap warga Rusia terkait kasus musuh Vladimir Putin?
Di bawah sanksi tersebut, aset pejabat di AS dibekukan.
Mereka yang menjadi sasaran termasuk Alexander Bortnikov, yang mengepalai FSB, badan intelijen utama Rusia, serta wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko dan Pavel Popov.
Sanksi tersebut adalah yang pertama dijatuhkan di Rusia oleh pemerintahan Presiden Joe Biden. Dia telah mengambil sikap yang lebih keras dari pendahulunya Donald Trump terhadap Presiden Putin.
Langkah Uni Eropa
Dalam langkah terkoordinasi, Uni Eropa mengumumkan pada hari Selasa (2/3/2021) bahwa mereka telah menargetkan empat pejabat pemerintah Rusia.
Mereka adalah Alexandr Kalashnikov, kepala sistem penjara Rusia, Alexandr Bastrykin, ketua Komite Investigasi, Kepala Jaksa Igor Krasnov, dan Viktor Zolotov, yang mengepalai Garda Nasional.
Sanksi tersebut termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset.
Baca Juga: Rusia akan memasok drone tempur serta sistem pertahan udara S-300 ke Kyrgyzstan
Langkah tersebut mengikuti serangkaian sanksi Uni Eropa sebelumnya. Pada bulan Oktober, blok tersebut memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset pada enam pejabat Rusia, termasuk Bortnikov, yang dituduh terlibat dalam keracunan tersebut.