Sumber: Al Jazeera | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. Melonjaknya kembali kasus infeksi corona di Afrika Selatan memaksa pemerintah untuk kembali melarang peredaran minuman beralkohol.
Melansir Al Jazeera, sejak alkohol diperbolehkan kembali pada bulan Juni, angka pasien COVID-19 terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya warga yang berkumpul untuk minum-minum.
Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan, larangan distribusi alkohol ini diharapkan bisa menekan angka pasien yang semakin membludak. Kini rumah sakit semakin kesulitan untuk menampung pasien COVID-19.
Dalam pidato nasionalnya pada hari Minggu (12/7), Ramaphosa mengatakan jika otoritas rumah sakit mulai mengeluhkan adanya kekurangan tempat tidur dan tabung oksigen. Bahkan beberapa rumah sakit terpaksa menolak pasien karena semua ruangan sudah penuh.
Baca Juga: Waspada! Kasus virus corona dunia mendekati angka 13 juta
Secara tegas sang presiden juga mengecam warganya yang terus mengadakan pertemuan sosial, termasuk pesta dan upacara pemakaman yang tidak dianjurkan. Ia menyebut kalau pertemuan seperti itu punya peran yang sangat besar dalam penyebaran virus.
"Di tengah upaya kami untuk memerangi virus ini, ada sejumlah orang yang pergi ke pesta-pesta, minum-minum, dan berjalan-jalan di ruang terbuka tanpa menggunakan masker," ungkap Ramaphosa seperti dikutip dari Al Jazeera.
Pada bulan April dan Mei lalu Afrika Selatan menerapkan sistem lockdown yang sangat ketat. Menutup hampir semua pertambangan, pabrik dan unit bisnis, serta memulai larangan penjualan alkohol dan rokok.
Baca Juga: Konflik berdarah antar anggota gereja di Afrika Selatan, 5 meninggal 6 luka-luka