Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Japang mencatat lebih dari 70 infeksi baru virus corona pada Selasa (31/3), tertinggi dalam satu hari, yang semakin mendesak Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memerintahkan penguncian.
Kasus domestik virus corona di Jepang mencapai lebih dari 2.000. Dan, penyiar publik NHK mengatakan, sebanyak 78 kasus baru ada di Tokyo, Ibu Kota Jepang, yang membuat total infeksi melewati angka 500.
Menurut seorang juru bicara Pemerintah Jepang, Abe mengatakan kepada anggota kabinet, dia Taro Aso tidak akan lagi menghadiri pertemuan yang sama. Sebuah langkah untuk melindungi kepemimpinan Jepang dari infeksi yang bisa menghambat perjuangannya melawan virus.
Baca Juga: Kapal perusak Jepang tabrakan dengan kapal China
Langkah Abe itu datang ketika Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura menyatakan, Jepang belum berada dalam situasi yang memerlukan keadaan darurat yang memicu kemungkinan penguncian, meskipun situasinya genting.
"Kami baru saja menyatukannya," kata Nishimura kepada wartawan seperti dikutip Reuters. "Jika kita sedikit melonggarkan cengkeraman kita, tidak akan mengejutkan untuk melihat lonjakan tiba-tiba (dalam kasus)".
Di Tokyo, muncul spekulasi kuat bahwa penguncian akan segera terjadi. Pemicunyam peningkatan jumlah kasus domestik. Dengan tes terbatas untuk virus corona, keraguan menyeruak di Tokyo tentang seberapa luas virus telah menyebar.
Beberapa bisnis di Tokyo mulai membatasi operasi bahkan sebelum Ibu Kota terkunci. Pada Selasa (31/3), Isetan Mitsukoshi Holdings Ltd mengatakan akan menutup enam gerai department store di Tokyo pada akhir pekan hingga 12 April.
Baca Juga: Ken Shimura, komedian Jepang meninggal dunia karena virus corona
Lalu, Koshidaka Holdings, pengelola jaringan karaoke dan sumber air panas, akan menutup 200 gerai sampai 13 April.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meminta penduduk Ibu Kota untuk menghindari kegiatan luar rumah yang tidak perlu. Sementara Gubernur Osaka, kota terbesar kedua di Jepang, meminta pemerintah harus mengumumkan keadaan darurat.