Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di India, kasus gagal bayar menembus rekor dalam obligasi mata uang lokal dan maupun mata uang asing karena krisis shadow banking telah memicu tekanan kredit. Sementara kepailitan Essar Steel India Ltd telah diselesaikan dengan pengambilalihan bisnis oleh ArcelorMittal, perusahaan lain menghadapi penundaan dalam penjualan aset berdasarkan hukum kebangkrutan India.
"India masih berjuang untuk berurusan dengan gunung utang yang ada, dan belum ada banyak kisah sukses," kata David Kidd, seorang mitra di Linklaters yang berfokus pada masalah restrukturisasi dan kepailitan.
Baca Juga: Hadapi sanksi, Negara Muslim pertimbangkan transaksi perdagangan dengan dinar emas
Di Asia Tenggara, perusahaan minyak dan gas masih terhuyung-huyung akibat harga minyak yang tertekan. Ada "kenaikan" dalam default di Malaysia dan beberapa perusahaan harus merestrukturisasi utang dengan pemberi pinjaman, menurut Kidd.
Tumbuhnya hubungan perdagangan antara China dan negara-negara Asia lainnya juga membuat ekonomi regional lainnya rentan terhadap melemahnya pertumbuhan negara.
"Perlambatan Tiongkok dan potensi gagal bayar di Tiongkok, mungkin itu juga memiliki efek knock-on secara regional," kata Kidd.