kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus kematian turun, Italia siap melonggarkan kebijakan lockdown


Senin, 06 April 2020 / 15:44 WIB
Kasus kematian turun, Italia siap melonggarkan kebijakan lockdown
ILUSTRASI. Peti mati terlihat di dalam sebuah gereja di Serina dekat Bergamo, salah satu kota di Italia yang paling parah terkena penyakit virus corona baru (COVID-19), Italia, 22 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ROMA. Pejabat kesehatan Italia mengatakan, pemerintah mungkin harus segera mempertimbangkan pelonggaran pembatasan, setelah angka kematian harian akibat virus corona baru turun ke level terendah dalam lebih dari dua minggu terakhir.

Badan Perlindungan Sipil Italia melaporkan 525 kematian akibat virus corona pada Ahad (5/4). Ini merupakan kematian harian terendah di negara Mediterania sejak 427 kematian pada 19 Maret lalu. Angka itu juga turun 23% dari 681 kematian di Sabtu (4/4).

"Kurva mulai menurun dan jumlah kematian mulai berkurang," kata Direktur Institur Kesehatan Nasional (ISS) Italia Silvio Brusaferro kepada wartawan, Minggu (5/4), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Baca Juga: Perang melawan corona, Lamborghini memproduksi masker dan APD

"Jika data ini terkonfirmasi (dalam beberapa hari mendatang), kita harus mulai berpikir tentang Fase 2," ujar dia yang mengacu pada pelonggaran penguncian secara nasional yang berlangsung selama sebulan.

Fase kedua pertempuran Italia melawan virus corona yang sudah membunuh 15.887 orang mungkin lebih sulit bagi pemerintah untuk melakukan sesuatu dibanding fase pertama.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte memutuskan, untuk mengatasi krisis terbesar di negeri piza dalam beberapa generasi mendatang, pemerintah terpaksa mengorbankan ekonomi demi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Ini rentetan aktivitas PM Inggris sebelum akhirnya dilarikan ke RS karena corona

Negara berpenduduk 60 juta ini menjadi negara demokrasi Barat pertama yang secara sukarela menutup hampir semua bisnis dan melarang pertemuan publik, termasuk sekadar jalan-jalan di taman, pada 12 Maret lalu.

Harian Corriere della Sera melaporkan, pemerintah akan membuka bisnis secara bertahap. Orang Italia kelak boleh pergi bekerja tapi wajib memakai masker dan menjaga jarak dengan orang lain sejauh dua meter setiap saat.

Selain kematian, jumlah pasien virus corona yang tidak kritis di Italia yang masih menjalani perawatan di rumahsakit untuk pertama kali turun pada Minggu (5/4) menjadi 28.949 orang dibanding Sabtu (4/4) sebanyak 29.010 orang.

Baca Juga: Gara-gara corona, nyaris setengah juta perusahaan di China gulung tikar

Jumlah pasien dalam kondisi kritis yang tengah menjalani perawatan di rumahsakit juga turun, dari 3.994 pada Sabtu (4/4) menjadi 3.977 di Minggu (5/4). Ini merupakan penurunan harian kedua secara berturut-turut.

Kepala Badan Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli menyebutkan, penurunan jumlah kematian pada Minggu (5/4) merupakan "kabar baik".
"Tapi, kita seharusnya tidak membiarkan penguncian kita longgar," sebut dia seperti dilansir Channelnewsasia.com.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×