kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus masih tinggi, sejumlah negara melonggarkan lockdown demi menyelamatkan ekonomi


Minggu, 07 Juni 2020 / 15:50 WIB
Kasus masih tinggi, sejumlah negara melonggarkan lockdown demi menyelamatkan ekonomi
ILUSTRASI. Penumpang mengantre di dalam stasiun kereta untuk naik setelah sejumlah pembatasan dilonggarkan saat berlangsungnya penguncian nasional yang diperpanjang untuk menekan laju sebaran virus corona (COVID-19), di New Delhi, India, Senin (1/6/2020).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda bakal berhenti. Namun berbagai negara mulai melonggarkan penutupan wilayah (lockdown) demi menghidupkan nadi perekonomian. India misalnya akan membuka pusat perbelanjaan, tempat ibadah, restoran, dan kantor pada Senin (8/6) ini.

Padahal negara bekas jajahan Inggris ini telah mencatat hampir 10.000 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Dengan tambahan ini, total kasus terkonfirmasi India sudah melebihi Italia, seperti pemberitaan BBC. India memiliki jumlah kasus terkonfirmasi keenam di dunia sebanyak 236.657 dan 6.649 orang meninggal dunia.

Sistem kesehatan di Mumbai telah dilaporkan berada di ambang kehancuran. Sementara itu rumah sakit di ibukota, New Delhi, dilaporkan kehabisan ruang untuk menampung pasien Covid-19.

Baca Juga: Militer China dan India memanas di perbatasan, Rusia khawatir

Selama berminggu-minggu, angka Covid-19 India yang relatif rendah telah membingungkan para pakar. Meskipun populasi padat, penyakit, dan rumah sakit umum yang kekurangan dana, tidak ada banjir infeksi atau kematian.

Angka infeksi terkonfirmasi yang rendah ini terjadi lantaran tingkat pengujian warga akan Covid-19 masih tergolong rendah. Di sisi lain sebagian besar infeksi India yang tidak terdeteksi dan juga tidak akan cukup parah sehingga memerlukan rawat inap.

India menduduki peringkat ke-12 dari aspek kematian, menurut statistik dari Universitas John Hopkins. Para ahli melihat, adanya peningkatan jumlah kasus menunjukkan India bakal memasuki puncak Covid-19 yang terlambat.

Baca Juga: Ini alasan mengapa Laut China Selatan menyulut pertikaian baru AS-Tingkok

Banyak orang India menggunakan media sosial untuk mengungkapkan tentang pasien yang berjuang untuk mendapatkan perhatian medis. Beberapa rumah sakit mengatakan bahkan tidak memiliki alat tes yang tersisa.

Para pengamat mengatakan, lonjakan kasus baru-baru ini menunjukkan lockdown tidak berhasil membendung penyebaran Covid-19. Begitupun upaya pemerintah untuk meningkatkan fasilitas medis dengan biaya ekonomi yang besar.

Tetapi Gautam Menon, seorang profesor dan peneliti pada model penyakit menular, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa Negeri Bollywood ini tidak punya pilihan lain. "Melebihi satu titik, sulit untuk mempertahankan kuncian yang telah berlangsung begitu lama - secara ekonomi, sosial dan psikologis," kata dia kepada BBC.

Baca Juga: Lebih lama daripada Wuhan, lockdown Manila direkomendasikan untuk dibuka

Filipina sejak Senin (1/6) juga telah membuka toko, pabrik, kantor dan operator transportasi setelah ditutup pada Maret lalu. Langkah pembukaan kembali pada hari Senin dipandang sebagai cara untuk meringankan kerugian ekonomi.

Padahal saat itu, jumlah kasus virus corona yang telah naik melewati 18.000 pada hari Senin (1/6) dengan angka kematian sebanyak 957 orang. VOA News melaporkan bahwa kasus infeksi terkonfirmasi di Filipina ini sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Presiden Rodrigo Duterte melonggarkan lockdown setelah melihat sinyal pelemahan ekonomi yang dalam. Setidaknya perekonomian diproyeksi bakal mengalami kontraksi 2,2% tahun ini menurut perkiraan IHS Markit. Pengangguran nasional Filipina mencapai 10% pada bulan Maret dan April.

Kendati demikian, bar dan restoran di Filipina itu masih harus ditutup. Sekolah akan tetap ditutup sementara anak di bawah umur dan orang tua masih diminta untuk tinggal di rumah.

Baca Juga: Laut China Selatan memanas, Filipina perpanjang perjanjian militer dengan AS




TERBARU

[X]
×