Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - LONDON. Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di level 2% pada Kamis (11/9/2025) sesuai perkiraan. Namun, ECB tidak memberikan petunjuk tentang langkah selanjutnya, meskipun investor terus bertaruh bahwa dukungan lebih lanjut akan dibutuhkan karena inflasi turun di bawah target tahun depan.
Inflasi Uni Eropa diperkirakan mencapai 1,9% pada tahun 2027, di bawah 2,0% yang diproyeksikan pada bulan Juni, dan inflasi inti diperkirakan mencapai 1,8% saat itu, keduanya di bawah target 2%, menurut proyeksi terbaru ECB.
Pasca pengumuman suku bunga, euro sempat melemah, tetapi terakhir diperdagangkan 0,18% lebih kuat di US$ 1,1715. Sementara imbal hasil obligasi jangka pendek yang sensitif terhadap suku bunga relatif stabil pada hari itu. Indeks STOXX Eropa naik 0,3% dari penutupan terakhirnya.
Baca Juga: Kata Pejabat ECB: Serangan Trump terhadap Independensi The Fed Picu Risiko Global
Mark Wall, Ekonom Deutche Bank Londo mengatakan, prakiraan jangka pendek untuk inflasi umum direvisi sedikit lebih tinggi, yang berarti undershoot lebih rendah dari target inflasi pada tahun 2026. Namun, revisi ke bawah prakiraan inflasi inti menjadi 1,8% pada tahun 2027 menandakan potensi perpanjangan undershoot tersebut.
"Hal ini dapat berdampak dovish terhadap kebijakan moneter. ECB menggambarkan prospek inflasi sebagai "secara umum tidak berubah" dan pernyataannya cukup ringkas. ECB tidak terburu-buru dalam menilai angka tahun 2027. Penghentian suku bunga kemungkinan akan berlanjut," ujarnya seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, Jack Allen Reynold, Wakil Kepala Ekonomi Zona Euro Capital Economics London mengatakan,k eputusan ECB untuk mempertahankan suku bunga deposito di 2,0% dan tidak memberikan panduan mengenai keputusan suku bunga di masa mendatang sesuai dengan ekspektasi.
"ECB kemungkinan besar tidak akan mengubah suku bunga lagi tahun ini, tetapi kami pikir risikonya condong ke arah pemangkasan kembali pada tahun 2026," ujarnya.
Irene Lauro, Ekonom Schroders menambahkan, ECB tampaknya mengonfirmasi pandangan kami bahwa siklus pelonggaran telah berakhir. Dengan meredanya ketidakpastian perdagangan, pemulihan kawasan euro akan semakin cepat.
Ia bilang, risiko telah bergeser bagi zona euro dari ketidakpastian perdagangan ke ketidakstabilan politik, dengan Prancis kini menjadi sorotan fiskal. Namun, ketahanan ekonomi dan penguatan permintaan domestik membuat ECB mampu mempertahankan kebijakan moneternya.
Baca Juga: Bos Goldman Sachs Ragu The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Bagaimana Dampak ke Kripto?