kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Bank Sentral Diminta Waspadai Risiko Iklim terhadap Pasar Tenaga Kerja Global


Rabu, 23 Juli 2025 / 11:07 WIB
Bank Sentral Diminta Waspadai Risiko Iklim terhadap Pasar Tenaga Kerja Global
ILUSTRASI. Kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman 8 September 2016. REUTERS/Ralph Orlowski/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Lembaga keuangan global, terutama bank sentral, diminta segera mengubah pendekatan kebijakan moneternya agar tidak kecolongan oleh guncangan pasar tenaga kerja yang dipicu oleh perubahan iklim.

Peringatan ini disampaikan dalam laporan terbaru London School of Economics (LSE) yang dirilis Rabu (23/7/2025).

Baca Juga: Thailand Tunjuk Vitai Ratanakorn Pimpin Bank Sentral, Fokus Atasi Krisis Utang

Laporan yang disusun oleh Centre for Economic Transition Expertise (CETEx) menunjukkan bahwa bahkan dalam skenario optimistis di mana pemanasan global dibatasi hanya 1,5–2 derajat Celsius perubahan iklim tetap akan menurunkan produktivitas tenaga kerja, khususnya di sektor-sektor yang terpapar panas seperti pertanian dan konstruksi.

“Penelitian kami menunjukkan bank sentral perlu mengintegrasikan risiko lingkungan terhadap ketenagakerjaan dalam kebijakan dan operasional mereka,” ujar Joe Feyertag, penulis utama laporan sekaligus peneliti senior CETEx.

Diperkirakan ada 1,2 miliar pekerja di 182 negara yang rentan terhadap disrupsi iklim, mulai dari bencana alam hingga dampak transisi menuju ekonomi hijau.

Laporan ini mendorong otoritas moneter untuk lebih memperhatikan risiko lingkungan sebagai bagian dari stabilitas ekonomi.

Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England telah menyoroti risiko iklim terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan ketahanan sektor perbankan.

Baca Juga: Presiden The Fed Bank of New York Enggan Tanggapi Kritik Trump terhadap Bank Sentral

Namun, The Fed justru mundur dari jaringan internasional yang fokus pada isu perubahan iklim awal tahun ini, memunculkan keraguan terhadap komitmennya.

CETEx mencatat bahwa negara-negara maju justru paling rentan terhadap transisi dari industri padat polusi ke ekonomi rendah karbon.

Sebaliknya, negara berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin lebih terdampak oleh risiko fisik seperti banjir dan kekeringan.

Kombinasi tekanan iklim, perubahan demografi, dan kebijakan imigrasi yang semakin ketat dapat memperburuk ketimpangan pasar tenaga kerja di negara maju dan memperlonggar pasar tenaga kerja di negara berkembang.

Baca Juga: Bank Sentral Korea Pertahankan Suku Bunga, Ingatkan Ketidakpastian Akibat Tarif AS

Feyertag juga memperingatkan bahwa gangguan iklim di pasar kerja bisa memperdalam ketimpangan sosial, terutama di negara yang sistem ketenagakerjaannya kaku.

“Inflasi cenderung lebih tinggi saat pasar tenaga kerja ketat, dan produktivitas yang rendah juga bisa memicu inflasi,” jelasnya.

Dari 114 mandat bank sentral yang diteliti, hanya 15 yang secara eksplisit menyebut ketenagakerjaan sebagai tujuan utama atau sekunder, termasuk Bank of England.

Sementara The Fed dan Reserve Bank of Australia menjadikan penciptaan lapangan kerja sebagai bagian dari mandat inti mereka.

“Jika mandatnya memungkinkan, bank sentral bahkan bisa mengambil langkah aktif untuk mendorong permintaan terhadap tenaga kerja di sektor rendah karbon atau pekerjaan yang tahan terhadap perubahan iklim, sehingga transisinya bisa lebih mulus,” tutup Feyertag.

Selanjutnya: Wika Gedung (WEGE) Kantongi Pendapatan Rp 907,81 Miliar Per Semester I-2025

Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Setelah Reli Tiga Hari, Ketegangan Perang Tarif Mereda




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×