kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kata Soros ke Jerman: Pimpin atau tinggalkan Euro


Senin, 10 September 2012 / 09:21 WIB
Kata Soros ke Jerman: Pimpin atau tinggalkan Euro
ILUSTRASI. Karyawan merapikan kamar di Hotel Santika Premiere Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/7/2021).


Reporter: Rika Theo, FT |

LONDON. George Soros memberi saran yang cukup kontroversial buat Jerman. Dalam wawancara dengan FinanciaL Times, Soros bilang Jerman hanya punya dua pilihan. Kalau tidak mau memimpin zona Euro keluar dari krisis, Jerman sebaiknya keluar.

“Pimpin atau tinggalkan: sah bagi Jerman untuk mengambil keputusan ini,” tegas pria yang pernah membangkrutkan Bank Sentral Inggris itu.

“Pilihannya entah Jerman menyerahkan nasibnya bersama seluruh Eropa, mengambil risiko karam bersama; atau meninggalkan euro. Karena jika ia pergi, problem zona Euro akan membaik,” lanjutnya.

Ia menjelaskan bahwa solusi yang lebih ia sukai adalah Jerman mengabaikan pendiriannya terhadap deflasi dan mengambil sikap seperti hegemon yang pengertian kepada rekan-rekannya.

“Sebab secara politis akan parah. Semua pihak pro Eropa akan terkejut dengan ide bahwa Jerman harus meninggalkan euro. Akan lebih banyak yang menginginkan Jerman hanya mengubah hatinya,” jelasnya.

Tapi semua itu, kata Soros, tergantung pada sikap Jerman. “Jika mereka bersikeras pada kebijakan moneter ketat, menekankan pendiriannya atas deflasi saat ini, dan tak bergeming dari situ, akan lebih baik bagi mereka di jangka panjang untuk pergi,” tutur miliuner gaek berusia 82 tahun tersebut.

Untuk beberapa waktu, zona euro seharusnya mengejar pertumbuhan setidaknya 5% dengan inflasi yang lebih tinggi, kata Soros. Namun Bundesbank Jerman selama ini tak memperbolehkannya. Tanpa peluang pertumbuhan, para debitur itu akan jatuh dalam perangkap deflasi dan akhirnya terpaksa bangkrut.

Ia juga khawatir bahwa mendesakkan syarat kebijakan ketat bagi negara-negara seperti Italia dan Spanyol akan memisahkan zona Eropa antara kelompok debitur dan kreditur. “Langkah itu membuat Eropa terbagi dua lapis dengan permanen,” imbuhnya.

Ujungnya, currency union atau kerja sama mata uang bersama Eropa bisa kolaps, begitu juga pasar bersama Eropa, bahkan Uni Eropa secara keseluruhan.

Solusi mencegah konfrontasi

Untuk mencegah konfrontasi antara negara debitur dan kreditur menjadi permanen, Soros bilang Eropa butuh Otoritas Fiskal Eropa (European Fiscal Authority/EFA), semacam IMF ala Eropa, yang akan mengukur risiko gagal bayar atas semua surat utang yang dibeli ECB.

EFA juga hendaknya mengurusi dana penyelamatan zona Euro berupa European Financial Stability Facility senilai € 440 miliar dan European Stability Mechanism senilai € 500 miliar. Selain itu, Soros mengusulkan pembentukan dana pengurangan utang. Yang ini serupa dengan apa yang diusulkan dewan penasihat ekonomi ke pemerintah Jerman.

Caranya, EFA mengambil alih utang negara-negara yang melebihi 60% PDB mereka - batas utang yang seharusnya mereka penuhi. Lalu EFA mengeluarkan instrumen ‘surat berharga pengurangan utang’. Instrumene ini berupa kewajiban bersama negara-negara zona Euro. Soros menyarankan instrumen ini harus diberi jaminan dengan kualitas tertinggi oleh ECB sehingga bisa menarik investor.

“Anda punya sekitar € 700 miliar di ECB yang saat ini hanya memberikan bunga 0%. Daripada menyimpan dana itu di ECB, bank bisa menempatkannya pada instrumen ini yang bunganya lebih tinggi dari 0%,” jelasnya.

Akan tetapi, konsep memberi jaminan bersama akan sangat ditentang oleh Jerman. Sebelumnya, Kanselir Angela Merkel dan Menteri Keuangan Wolfgang Schäuble menegaskan bahwa itu takkan terjadi sebelum Uni Eropa membentuk fiscal union. Dengan begitu, Uni Eropa bisa mengawal disiplin anggaran setiap negara anggota.

Maka sekali lagi Soros menyarankan Jerman mengubah pandangannya atas euro. “Mereka tanpa sengaja telah mendorong Eropa ke situasi yang tak bisa ditoleransi. Kekhawatiran saya adalah euro kini membahayakan Uni Eropa. Jika pecah, Eropa akan jadi lebih buruk dibandingkan sebelum ada Uni Eropa,” ucapnya.

Tak bicara sebagai spekulator

Soros menyadari Jerman akan menudingnya bicara sebagai spekulator finansial. “Tapi saya tak hanya spekulator. Saya sudah pensiun. Saya pikir di umur saya sekarang layak bagi saya untuk bicara,” ujarnya.

Soros adalah pendukung integrasi Eropa, tapi ia juga pengritik tajam manajemen krisis Jerman sejak 2010.

Ia memuji langkah bank sentral Eropa pekan lalu untuk membeli surat utang negara-negara Eropa yang terserang krisis. Menurutnya, langkah ini lebih berpengaruh ketimbang yang sebelumnya.

“Langkah itu akan ada efeknya,” ucapnya.

Soros juga tak melihat Spanyol akan meminta bantuan kecuali jika negeri matador itu sudah benar-benar kepepet.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×