Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TEHRAN. Kebakaran di sebuah kompleks nuklir di Iran menyebabkan kerusakan signifikan, dan bisa memperlambat produksi sentrifugal yang negara itu gunakan untuk memperkaya uranium.
Insiden tersebut terjadi pada Kamis (2/7) pekan lalu di gudang yang sedang dibangun di kompleks Natanz di Iran tengah. Tetapi, Iran menyatakan, tidak menimbulkan korban atau polusi radioaktif.
Para pejabat keamanan Iran menyebut kebakaran itu sebagai kecelakaan dan mengatakan, mereka telah menentukan penyebabnya tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: Intai musuh seperti Iran, Israel luncurkan satelit mata-mata canggih
"Tidak ada korban, tapi kerusakannya signifikan pada level keuangan," kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi kepada kantor berita IRNA seperti dikutip Channelnewsasia.com.
"Dalam jangka menengah, kecelakaan ini bisa memperlambat pengembangan dan produksi sentrifugal canggih," ujarnya. Fasilitas Natanz adalah salah satu pabrik pengayaan uranium utama Iran.
Kapasitas bakal lebih besar
"Insya Allah, dan dengan upaya terus-menerus, kami akan mengkompensasi pelambatan ini sehingga situs yang dibangun kembali akan memiliki kapasitas lebih besar dari sebelumnya," tambah Kamalvandi.
Organisasi Energi Atom sebelumnya merilis sebuah foto yang konon berasal dari Natanz, memperlihatkan sebuah bangunan satu lantai dengan atap yang rusak, dinding-dindingnya tampak menghitam oleh api, dan pintu-pintu menggantung pada engsel seolah-olah meledak dari dalam.
Stasiun televisi Pemerintah Iran kemudian menunjukkan bangunan dari sudut yang berbeda dengan kerusakan kecil pada dindingnya.
Baca Juga: Diduga berada di balik insiden ledakan di situs nuklir Iran, begini respons Israel
Teheran mengumumkan pada Mei tahun lalu, secara progresif akan menangguhkan komitmen tertentu di bawah kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara besar, yang secara sepihak Amerika Serikat (AS) tinggalkan pada 2018.
Iran memulai kembali pengayaan uranium di Natanz pada September lalu, meskipun telah menyetujui perjanjian untuk menunda kegiatan tersebut. Teheran selalu membantah program nuklirnya memiliki dimensi militer.